Berita
Kenalkan Nilai Persatuan Sumpah Pemuda Sejak Dini
Tanggal 28 Oktober kemarin, Museum Sumpah Pemuda yang berlokasi di bilangan Jakarta Pusat ramai pengunjung.
“Kalau hari biasa tidak ramai seperti ini,” kata Nedi, petugas keamanan di tempat itu.
Berbeda dengan hari biasanya, di hari itu yang kebetulan bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda ke-86 pengunjung tidak dikenakan biaya sama sekali. “Kalau di hari biasanya, orang dewasa bayar dua ribu, kalau anak-anak seribu,” kata Nedi.
Para pengunjung pun memiliki tujuan yang berbeda-beda saat mendatangi museum itu. Ada yang sekadar ingin berfoto-foto, ada juga yang ingin pembelajaran.
Seperti siswa SD Negeri Kwitang 02 misalnya, bersama beberapa guru pembimbing mereka datang ke museum itu.
“Kami dapat tugas mencatat tulisan-tulisan di museum dari guru,” tutur Zulfirman, salah satu siswa kepada ABI Press.
Ketika ditanya tentang apa itu Sumpah Pemuda, Zulfirman mengaku tak tahu menahu, “Baru tahu kali ini, pas di sini aja,” tukas Zulfirman.
Sementara, Teresia, guru SD Kwitang 02 yang menjadi pembimbing saat itu menjelaskan kepada ABI Press bahwa kunjungan itu dimaksudkan untuk memperkenalkan siswa kepada makna Sumpah Pemuda. Menurutnya, sejak dini harus mulai diperkenalkan nilai-nilai persatuan dalam Sumpah Pemuda itu kepada anak-anak. “Agar mereka memiliki semangat persatuan, tidak mudah berantem,” tutur Teresia.
Selain itu menurutnya juga untuk pendidikan anak-anak, mengenal tokoh-tokoh dan pemikirannya. “Karena itu anak-anak kita suruh mencatat semua nama tokoh, isi sumpah pemuda dan gagasan lainnya,” ungkap Teresia.
Pembelajaran seperti menurut Teresia perlu dilakukan mengingat banyak anak muda dan pelajar malas mempelajari sejarah dan kurang bersemangat meneladani para tokoh bangsa. “Kalau diberi tugas seperti ini, mau tidak mau mereka akan membaca,” pungkas Teresia. (Malik/Yudhi)
Cara Museum Sumpah Pemuda Wariskan Semangat Nasionalisme Bagi Generasi Muda