Berita
Kemerdekaan Menurut Imam Ja’far Shadiq as
Kemerdekaan secara umum dapat diartikan sebagai bebas dari belenggu, penjajahan, dan sebagainya. Bangsa Indonesia pernah mengalami masa penjajahan oleh beberapa negara, seperti Portugis, Belanda, hingga Jepang. Pada masa penjajahan, rakyat Indonesia mengalami aneka penderitaan, seperti kerja paksa, tidak mendapatkan berbagai haknya sebagai manusia. Namun, kemerdekaan juga dapat dilihat dari perspektif lain. Dalam banyak hadis yang berasal dari lisan suci Rasulullah saw dan Ahlulbaitnya, terdapat berbagai indikasi yang terkait dengan kemerdekaan.
Salah satunya berasal dari ucapan suci Imam Ja’far Shadiq as yang berkata, “Sesungguhnya orang yang merdeka adalah merdeka dalam semua keadaan. Jika tertimpa suatu musibah, ia akan bersabar terhadapnya. Jika dirundung berbagai macam kemalangan, maka semua itu tidak menjadikannya berputus asa. Meskipun orang merdeka ditahan, ditaklukan, dan kemudahannya diganti menjadi kesulitan sebagaimana Yusuf as-Shiddiq al-Amin [orang yang amat jujur dan terpercaya]–salam sejahtera bagi Nya– kemerdekaannya tidak akan terusik meskipun ia diperbudak, ditaklukkan, dan ditahan. (Alkafi, juz 2, hal. 89, hadis ke-6)
Baca juga Merdeka Menurut Imam Ali bin Abi Thalib a.s
Imam Ja’far Shadiq as juga berkata, “Ada lima karakteristik pada diri seseorang yang barangsiapa tidak memiliki salah satu karakteristik tersebut, maka tidak ada padanya banyak hal yang dapat dinikmati. Yaitu; dapat dipercaya [al-wafa], pengaturan [al-tadbir], malu [al-haya], budi pekerti yang baik [husnul khuluq], dan ini yang menggabungkan semua karakteristik itu, kebebasan [al-hurriyah, yang juga bisa diterjemahkan sebagai “kemerdekaan”–penerj.]. (Alkishal, pasal 33, hadis ke-284)