Berita
Kelas Pelangi Kota Tua
Mendapatkan pendidikan yang layak adalah hak dasar setiap manusia dan untuk itu, Yayasan Tri Kusuma Bangsa berusaha memberikan hak tersebut bagi anak-anak jalanan di depan kantor pos wilayah Kota Tua, Jakarta Barat.
Yayasan nonprofit yang berusaha berperan serta mencerdaskan kehidupan bangsa ini memiliki berbagai kelas, di antaranya adalah Kelas Pelangi.
Kelas Pelangi dibuka sekitar tiga atau empat bulan yang lalu. Berawal dari dua orang murid yang memiliki kebutuhan khusus seperti halnya disabilitas bergabung dengan kelas yang diadakan setiap hari Sabtu. Para pendidik, mendapati kedua murid berkebutuhan khusus ini tidak mampu mengikuti proses belajar seperti halnya murid yang lain.
“Dari situ akhirnya para pendidik berunding dan diputuskanlah untuk membentuk Kelas Pelangi,” terang Aiini Chusnadi, salah satu pengajar di Kelas Pelangi terkait latar belakang pembukaan kelas khusus tersebut.
Di Kelas Pelangi yang saat ini memiliki lima orang murid, pola pendidikan yang diberikan agak berbeda dengan kelas umum yang lain. Di sini satu orang murid akan dididik oleh satu orang guru. Dengan begitu, si murid akan mendapatkan perhatian khusus dan perlakuan istimewa sesuai dengan kebutuhan khusus mereka.
“Rata-rata anak yang ada di Kelas Pelangi, mereka sukar untuk berkomunikasi dan berbicara,” jelas Aiini. “Tubuh mereka agak kaku. Jadinya susah untuk menulis,” lanjutnya.
Untuk mendidik di Kelas Pelangi memang dibutuhkan kesabaran ekstra, sebab guru pembimbing harus mengulang-ulang pelajaran yang sama berkali-kali sampai si murid benar-benar mengerti. Belum lagi harus memahami kondisi murid dan kebutuhannya, sehingga dapat memberikan bimbingan sesuai porsi dan kondisi mereka masing-masing.
“Untuk mendidik di Kelas Pelangi, memang dibutuhkan kesabaran dan ketekunan,” aku Aiini.
Asih, Anak Pelangi
Salah satu murid yang berada di Kelas Pelangi adalah Asih. Saat ABI Press berkunjung Sabtu (30/8) lalu, gadis berusia 13 tahun yang berada dalam bimbingan Aiini itu sedang sibuk mewarnai gambar seekor anak anjing. Asih yang bercita-cita menjadi guru, kini sudah mampu berhitung sampai angka 20. Namun masih kesulitan dalam membaca.
Dalam hal tulis menulis, Asih sedang belajar menulis namanya sendiri. Hasil tulisannya yang masih belum teratur ditunjukkannya kepada ABI Press.
Meski dengan berbagai keterbatasannya, Asih tak tampak putus asa untuk terus belajar. Terbukti Asih kembali meminta untuk mewarnai gambar lain lagi, padahal beberapa waktu sebelumnya dia telah mewarnai satu gambar dan menulis beberapa baris namanya di buku.
Saat ngobrol bersama ABI Press yang dipandu Aiini, karena kami kesulitan memahami apa yang disampaikan Asih, dia mengatakan sangat senang dapat belajar bersama teman-temannya di Yayasan Tri Kusuma Bangsa.
Kami lihat sesekali Asih tersenyum malu-malu. Aiini pun memanjakan Asih dengan memeluknya, layaknya seorang kakak kepada adiknya sendiri.
Selain Kelas Pelangi, Yayasan Tri Kusuma Bangsa juga memiliki Kelas Bulan untuk PAUD, Kelas Bintang untuk anak SD tingkat 1 sampai 3, Kelas Matahari untuk anak SD tingkat 4 sampai 6 dan Kelas Bumi untuk anak usia SMP.
Mungkin masih ada ribuan Asih lain yang tersebar di seluruh Indonesia dan saat ini sedang menantikan uluran tangan-tangan mereka yang memiliki kepedulian dan jiwa sosial seperti Yayasan Tri Kusuma Bangsa.
Semoga apa yang dilakukan oleh Yayasan ini, mampu membangunkan jiwa sosial kita untuk tergerak membantu Asih-Asih lain di seluruh Indonesia mencapai cita-citanya. (Lutfi/Yudhi)