Berita
Kedermawanan Imam Muhammad Jawad
Selama berada di Baghdad, Imam Muhammad Jawad as diliputi pengagungan dan pemuliaan dari para pejabat dan tokoh masyarakat. Samia-sampai Husain Mukari menduga Imam as tidak akan kembali ke kampung halamannya di Yatsrib (Madinah) dan memilih menetap di Baghdad dalam kesenangan dan kemewahan.
Mengetahui dugaan Husain, Imam as berkata, “Wahai Husain! Roti gandum dan garam pasir di Haram (tempat makam suci) kakekku, Rasulullah saw, lebih kusukai dari apa yang kau duga atas diriku.”
Imam Jawad as adalah sosok paling murah hati dan banyak berderma. Karena kemurahan hati beliau terhadap orang lain, Imam as pun dijuluki al-jud (dermawan).
Perihal kedermawanan beliau, terdapat kisah berikut. Saat Ahmad bin Hadid beserta rombongan menunaikan ibadah haji, tiba-tiba sekelompok penyamun datang menyerang. Harta mereka pun ludes digasak perampok.
Saat tiba di Madinah, Ahmad bergegas menemui Imam Jawad as. Ia menceritakan apa yang dialami bersama kafilahnya. Lalu Imam as menyuruhnya membawa sehelai kain seraya memberinya sejumlah dinar untuk dibagi-bagikan pada rombongannya. Jumlahnya sama dengan apa yang dirampok dari mereka.
Dengan demikian, Imam as telah menyelamatkan mereka dari cobaan. Berkat kedermawanan yang agung itu, Imam as telah mengembalikan milik mereka yang hilang.
Kedermawanan dan kebaikan hati Imam Jawad as tak hanya terhadap manusia. Melainkan juga terhadap seluruh makhluk Allah Swt, termasuk hewan. Muhammad bin Walid Kirmani meriwayatkan, “Aku makan di tempat Abu Ja’far as. Selesai makan, meja makan diangkat dan pelayan pun datang membersihkan potongan-potongan makanan. Imam as berkata kepadanya, ‘Tinggalkan apapun di sahara meski sebesar paha domba.’”
Imam as menyuruhnya meninggalkan makanan yang ada di sahara agar dapat dimakan burung dan seluruh emua hewan yang tidak mempunyai makanan.
*Tim TABWA, Teladan Abadi Imam Muhammad al-Jawad as