Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Kasat Intel Maryono: ISIS Harus Keluar dari Indonesia

Mencermati Fenomena ISIS

Kota-kota penyangga Ibukota seperti Bekasi, Bogor dan Tangerang kerap kali menjadi tempat favorit bagi pergerakan para teroris di Indonesia. Terbukti sejumlah teroris tertangkap di Bogor, Ciputat dan baru-baru ini di Jati Asih Bekasi. Terutama bagi kota Bekasi, yang akhir-akhir ini diramaikan dengan deklarasi dukungan terhadap ISIS. Lalu bagaimana Kasat Intel Polres Bekasi menanggapinya?

Dalam sambutan pada acara diskusi publik bertema “Mencermati Fenomena ISIS dari Perspektif Islam dan NKRI” di Islamic Center Bekasi, Rabu (20/8), Kasat Intel Maryono menyampaikan, hingga saat ini ada 6 sampai 7 masjid yang terindikasi terkontaminasi paham ISIS dan tengah dalam pengawasan dari pihak kepolisian.

Salah satu tokoh ISIS nasional yang berada di Bekasi dan tengah dalam pengawasan kepolisian, menurut Maryono adalah Syamsudin Uba. Syamsyudin Uba telah mendeklarasikan dukungannya terhadap ISIS di Masjid Muhammad Ramadhan (15/2) dan kemudian mendeklarasikan untuk yang kedua kalinya di Masjid Al-Muhajirin (3/8). Kedua Masjid tersebut terletak di Pekayon Bekasi Selatan.

“Ini disebabkan DKM Masjid memberikan ruang gerak dan tempat terhadap Paham ISIS. Sehingga mereka subur di Bekasi,” terang Maryono.

Dalam mengantisipasi paham ISIS, selaku aparat kepolisian, Maryono berharap masyarakat melakukan deteksi dini dan melaporkan setiap hal-hal yang dianggap mencurigakan. Dengan demikian penyebaran ISIS yang bertentangan dengan ideologi NKRI di wilayah Bekasi akan dapat dibendung.

“Organisasi ini adalah organisasi teroris bertopengkan agama yang ingin mendirikan negara Islam, harus kita keluarkan dari Indonesia,” tegas Maryono.

Ciri-Ciri Paham ISIS.

Dalam wawancara ABI Press dengan Kasat Intel Polresta Bekasi, Maryono saat menghadiri deklarasi Penolakan terhadap ISIS di Masjid Muhammad Ramadhan (20/8), Maryono menjelaskan beberapa ciri dari paham ISIS kepada masyarakat agar dapat mendeteksi dan mewaspadainya.

Di antaranya menurut Maryono adalah aktivitas mereka tertutup dan inklusif terbatas hanya bagi kelompok mereka.

Kemudian juga mereka tidak mau menjadi Jamaah shalat dalam shalat berjamaah yang diimami oleh orang yang di luar dari kelompok mereka. ISIS menganggap, siapa saja yang di luar kelompok mereka adalah thagut dan dinyatakan kafir.

Maryono menegaskan bahwa salah satu upaya membendung kelompok ISIS adalah dengan jalan merapatkan barisan antara ulama, masyarakat dan pihak aparat kepolisian. (Lutfi/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *