Berita
Kaji Ayat-Ayat Kauniyyah, Sumber Kekuatan Islam
Dalam upaya mendekatkan mahasiswa pada kitab suci al-Qur’an, Sekolah Tinggi Filsafat Islam (STFI) Shadra Jumat (27/2), dalam seri seminar mengenai al-Qur’an dan berbagai dimensinya dalam kehidupan manusia kali ini mengusung tema “Al-Qur’an & Gagasan Alam Semesta. “
Dalam seminar ini, STFI Shadra mendatangkan Dr. Agus Purwanto, D. Sc, Kepala Lab. Fisika Teori & Filsafat Alam ITS yang sekaligus menjadi Visiting Profesor Universitas Hiroshima Jepang. Dr. Agus memaparkan betapa Fisika berperan membangun paradigma kehidupan.
Agus mencontohkan bagaimana teori ‘The Universe is Static’ Einstein, dan ‘Mechanical World’ Newton telah membentuk pandangan materialisme di tengah masyarakat dunia.
“Pandangan bahwa materi tak bisa dicipta dan tak bisa dihancurkan, yang melahirkan teori semesta yang statis telah membuat manusia meyakini materialisme ruang dan waktu,” terang Agus. “Walaupun pada akhirnya Einstein meralatnya dan mengatakan bahwa itu adalah kesalahan terbesarnya. Begitu juga teori dunia mekanik Newton yang melahirkan paradigma ‘Tuhan telah mati.”
Mengkaji 800 Ayat Kauniyyah
Dr. Agus menyebutkan bahwa dalam al-Qur’an sendiri sebenarnya lebih banyak ayat-ayat tentang alam (kauniyyah) ketimbang ayat-ayat tentang fikih atau syariat. Ada 800 ayat kauniyyah, dan 160 ayat fikih. Tapi sayangnya, menurutnya umat Islam kurang fokus mengeksplorasi ayat-ayat alam ini.
“Saya sedih, kenapa kebanyakan umat Islam justru bicarakan yang ayat fikih, tapi kurang eksplor ayat-ayat kauniyyah, padahal ayat-ayat kauniyyah itu 5 kali banyaknya dari ayat-ayat fikih,” keluh Dr. Agus. “Tidak jadi kajian yang intens di kalangan Islam sendiri. Makanya wajar dunia Islam jadi tergantung pada asing.”
“Bukankah Allah sendiri dalam al-Qur’an telah menyebutkan bahwa ‘Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi?’ Dan melalui ayat-ayat kauniyahnya itu Dia ingin dikenal?” lanjut Dr. Agus.
“Kalau mau sempurna, jangan hanya sibuk mengkaji ayat-ayat syariat, tapi juga ayat-ayat kauniyyah. Karena di sinilah, kunci kemajuan dan kekuatan Islam,” pungkas lelaki yang pernah menjadi Profesor Tamu di Universitas Hiroshima Jepang ini. (Muhammad/Yudhi)