Berita
Jalin Ukhuwah Sunnah-Syiah Rayakan Bersama Milad Sayidah Fathimah
Hal ini disampaikan oleh Ustaz Ahmad Hidayat saat menyampaikan tausiyahnya dalam peringatan Wiladah Sayidah Fathimah as di Mekarsari, Depok, Minggu (3/4).
“Saat ibunya meninggal, ketika berumur lima tahun, Fathimah mengambil peran ibu mendampingi ayahnya, Rasulullah. Dalam keadaan berat, banyak masalah, menghadapi tekanan orang-orang kafir, Fathimah hadir dengan akhlaknya yang menjadikan penyejuk hati. Menyenangkan hati Rasulullah,” tutur Ustaz Ahmad.
“Sekarang ini anak-anak banyak membuat orangtuanya menderita, panik, dengan anaknya yang makin hilang akhlaknya, hilang moralitasnya yang luar biasa. Fathimah menunjukkan cinta dan hormat kepada ayahnya. Bahkan sampai pada tingkat tertentu Rasulullah menyebut Fathimah adalah ibu bagi ayahnya.”
Banyaknya teladan luhur dari Sayidah Fathimah yang bisa dicontoh inilah yang harus diteladani.
“Pada diri Sayidah Fathimah terdapat banyak pelajaran sebagai pembelajaran umat manusia.Sayidah Fathimah mengajarkan cinta kasih. Cinta kasih ini adalah modal bagi pendidikan manusia dalam melakukan seluruh aktivitas. Tak ada modal kekuatan yang lebih utama dari cinta,” terang Ustaz Ahmad.
Menurutnya, di masa modern seperti sekarang ini, perempuan-perempuan banyak kehilangan model dan panutan. Di sinilah, sosok agung Sayidah Fathimah merupakan teladan manusia yang melintasi zaman.
“Di masa modern ini perempuan kehilangan contoh, kehilangan model. Fathimah adalah figur, model bagi manusia, teladan yang hidup di seluruh zaman, lintas zaman. Fathimah tak pernah kehilangan konteks. Fathimah adalah manusia kontekstual, bukan manusia masa lalu,” pungkas Ustaz Ahmad.
Selain ajaran cinta Fathimah, Ustaz Ahmad juga menyebutkan bahwa sosok Fathimah adalah sosok pemersatu.
Dalam acara wiladah Fathimah as ini, berkumpul Muslim dari Ahlusunnah dan Muslim Syiah dalam suasana penuh ukhuwah. Semua digerakkan oleh kecintaan yang sama, kecintaaan kepada Sayidah Fathimah az-Zahra as. (Muhammad/Yudhi)