Berita
ISIS Merajalela, Indonesia Siaga
Meski dikecam oleh masyarakat dunia, dan lebih khusus lagi umat Islam, ISIS terus dan makin merajalela. Celakanya, pengaruh ISIS ini tak hanya di Timur Tengah belaka, di Eropa bahkan Asia khususnya Indonesia pun menggurita.
Dalam seminar Internasional Terorisme dan ISIS di JIEXPO Kemayoran Senin (23/3) ini semua peserta fokus mendiskusikan bahaya ISIS bagi Indonesia. Seminar yang dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla ini dihadiri juga oleh Megawati Soekarnoputri, Menkopolhukam, NU, Muhammadiyyah, dan banyak instansi terkait.
Syeikh Ali Hasan Al-Halaby, pembicara dari Jordan menerangkan betapa paham ISIS ini meski mengklaim gerakan Islam, sejatinya jauh dari ajaran Islam. Dan karena itu amat berbahaya.
Sementara pengamat teroris Prof. Rohan Gunaratna selaku pembicara di seminar ini menyoroti bahwa ISIS adalah gerakan teroris yang amat berbahaya. Dan bahaya itu sekarang mengincar Indonesia.
“Indonesia jelas-jelas menjadi target kelompok teroris (ISIS) ini,” ujar Prof. Rohan. “Kelompok-kelompok dari Timur Tengah itulah yang mengimpor paham ekstremis ke Indonesia. Kalau ditelusuri, kelompok radikal dan ekstrem ini pasti punya akar di Timur Tengah. Kalau Islam yang asli Indonesia itu coraknya sangat moderat dan toleran.”
Prof. Rohan mengingatkan bahwa sasaran utama rekrutmen ISIS adalah remaja yang rentan. “Rekrutmen dengan propaganda video-video kekejaman yang disebar ISIS itu amat efektif. Sasarannya adalah remaja rentan. Yang tidak harmonis hubungan keluarganya,” ujar Rohan.
“Jika ingin lindungi remaja Indonesia, pemerintah harus tegas. Hapus web-web takfiri itu. Buat dan publikasikan list grup pendukung ISIS dan di-banned. Ini penting sekali untuk memberikan hukuman yang sangat berat bagi mereka,” saran Rohan yang dalam presentasinya menyebutkan ada 18 ormas di Indonesia yang sudah menyatakan deklarasinya mendukung ISIS.
Jaga NKRI, NU dan Muhammadiyah Siap Hadang ISIS
Menyikapi ancaman ISIS terhadap Indonesia, NU dan Muhammadiyah menegaskan sikapnya yang akan menjaga keutuhan NKRI. Dari NU Waketum PBNU KH. As’ad Ali menyatakan bahwa NU mendukung penuh program pemerintah.
“Kami mendukung kegiatan ini, membendung paham radikal ISIS,” ujar As’ad Ali. “Kami hanya minta beri kami kebebasan, jangan didikte. Karena kami tahu masyarakat kami sendiri. Jangan khawatir, kita tetap bersama Negara.”
Sementara dari Muhammadiyah, Abdul Mu’thi menyebutkan bahwa Muhammadiyah sekata dengan NU. “Muhammadiyah mendukung sepenuhnya NKRI yang berdasar Pancasila, UUD 45 dan hukum positif yang berlaku di negara kita,” ujar Abdul Mu’thi.
“Upaya mendirikan khilafah yang digagas ISIS itu bertentangan dengan prinsip-prinsip Muhammadiyah. Bagi Muhamamdiyah Khilafah Islamiyyah itu sudah tidak ada setelah selesai Khulafaurrasyidin,” tegas Sekjen Muhammadiyah ini. (Muhammad/Yudhi)