Internasional
Yaman Serang Bandara Internasional Rezim Saudi
Yaman Serang Bandara Internasional Rezim Saudi
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan bahwa mereka telah meluncurkan serangan pesawat tak berawak ke Bandara Internasional Abha, Kerajaan Arab Saudi sebagai pembalasan atas agresi militer brutal rezim Riyadh yang terus berlangsung dan blokade habis-habisan terhadap Yaman.
Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan dalam sebuah pernyataan di laman Twitter-nya pada Kamis sore (10/2) bahwa tentara Yaman dan pejuang sekutu dari Komite Populer menggunakan pesawat tempur Qasef-2K (Striker-2K) buatan dalam negeri saat melancarkan operasi tersebut, seperti dilaporkan Press TV.
Saree menambahkan bahwa pesawat udara tak berawak itu menghantam situs militer penting di bandara dengan sangat presisi, seraya mencatat bahwa bandara Abha termasuk salah satu situs yang digunakan untuk melancarkan serangan udara oleh rezim koalisi agresor pimpinan Saudi terhadap Yaman.
Pejabat senior militer Yaman itu juga menyerukan pada warga Saudi dan pekerja asing untuk menjauh dari lokasi militer di kerajaan itu.
Baca juga : Jihad Islam: Pada Perang Berikutnya, Seluruh Faksi Perlawanan Bakal Terlibat
Koalisi agresor yang dipimpin Saudi, yang mengobarkan perang destruktif di Yaman, juga mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan itu menyebabkan gangguan lalu lintas udara di bandara Abha. Pihak agresor monarki Saudi sendirimenegaskan bahwa dua belas orang, termasuk pelancong dan pekerja dari berbagai negara, terluka di bandara oleh pecahan peluru dari serangan drone itu.
Perkembangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah pasukan Yaman, yang didukung pejuang sekutu, mencegat dan menembak jatuh drone pengintai agresor Saudi saat terbang di langit provinsi Hajjah, Yaman utara.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan dalam cuitannya bahwa pasukan pertahanan udara Yaman menargetkan drone tempur CH-4 buatan China dengan rudal permukaan-ke-udara saat melakukan tindakan permusuhan di distrik Harad. Drone CH-4 memiliki jangkauan 3.500 hingga 5.000 kilometer dan daya tahan 30 hingga 40 jam. Ia mampu membawa enam rudal dan muatan 250 hingga 345 kilogram.
Kerajaan Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya, yang didukung Amerika Serikat dan kekuatan Eropa, melancarkan perang terhadap Yaman pada Maret 2015, dengan tujuan membawa kembali pemerintahan mantan Presiden “boneka” Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi ke tampuk kekuasaan dan menghancurkan rakyat, serta Gerakan Perlawanan Ansarullah.
Baca juga : Hizbullah: Satu Tindakan Bodoh, Rezim Zionis Rasakan Rudal