Internasional
Yaman Peringatkan Pasukan AS dan Prancis
Yaman Peringatkan Pasukan AS dan Prancis
Parlemen Pemerintah Keselamatan Nasional yang berbasis di Sana’a telah memperingatkan tentang pergerakan mencurigakan pasukan Amerika dan Perancis di daerah-daerah pendudukan Yaman selatan, yang telah menjadi target rezim koalisi pimpinan Saudi sejak 2015.
Dalam sebuah pernyataan, dewan ketua parlemen Yaman memperingatkan kencurigaannya terhadap pasukan yang berafiliasi dengan AS dan Perancis—dua negara Barat yang menjadi pendukung Riyadh melawan Yaman, di kota-kota pendudukan selatan negara itu, seperti dilansir Press TV.
Parlemen juga menyerukan kewaspadaan menghadapi upaya “berbahaya” dari koalisi agresor yang dipimpin rezim Saudi untuk menghalangi pelaksanaan gencatan senjata yang dimediasi PBB, seperti dilaporkan kantor berita Saba.
Gencatan senjata yang ditengahi PBB antara koalisi dan Ansarullah pertama kali berlaku pada bulan April. Gencatan senjata sejak itu telah diperpanjang dua kali. Sana’a, bagaimana pun, telah melaporkan banyak terjadi pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan pasukan koalisi pimpinan rezim Saudi.
Baca juga : Batalyon Quds Serang Posisi Tentara Ilegal Zionis
Parlemen juga memperingatkan, ada peran mencurigakan dari apa yang disebut dewan kepemimpinan presiden yang dibentuk oleh Arab Saudi dan UEA, yang menurut legislatif dirancang untuk memajukan agenda AS, Inggris, dan zionis untuk membagi Yaman dan merusak persatuannya, kedaulatan, keamanan, dan stabilitas.
Mereka juga menambahkan bahwa anggota dewan kepresidenan bertanggung jawab atas konsekuensi dari “tindakan berbahaya mereka di dalam atau di luar negeri karena mereka tidak mewakili rakyat Yaman” dan tidak memiliki legitimasi hukum.
Di bawah tekanan rezim Arab Saudi, Abd Rabbuh Mansur Hadi, mantan presiden Yaman dan sekutu setia Riyadh, menyerahkan kekuasaan yang diproklamirkannya sendiri pada bulan April kepada apa yang disebut dewan kepemimpinan presiden.
Untuk memasang ulang Hadi di Yaman, rezim Arab Saudi melancarkan agresi paling berdarah melawan Yaman sejak Maret 2015 bekerja sama dengan sejumlah sekutunya dan dengan dukungan senjata dan logistik dari AS, Prancis, rezim kolonial zionis, dan beberapa negara Barat.
Tujuannya juga untuk menghancurkan gerakan Ansarullah, yang telah gigih melakukan perlawanan terhadap agresi monarki Saudi cs demi kedaulatan dan kehormatan Yaman.
Baca juga : Hamas: Kami akan Mati-matian Pertahankan Al-Aqsa