Internasional
Trump akan Tarik Separuh Staf Kedutaannya dari Irak
Pemerintahan Trump menarik hampir setengah diplomat Amerika dari Kedutaan Besar AS di Baghdad. Pearikan itu terjadi setelah ketegangan dengan Iran terus meningkat. Terlebih menjelang peringatan tahun pertama syahidnya jenderal Iran yang dibunuh AS di Irak, Qasem Solaemani.
The Washington Post menjadi yang pertama kali melaporkan bahwa AS akan mengurangi stafnya di Irak pada Rabu sore (2/12).
Dilansir dari Politico, pengurangan staf, yang dikonfirmasi oleh pejabat AS dan pejabat Departemen Luar Negeri itu secara teori seharusnya bersifat sementara. Namun mengingat semakin mendidihnya hubungan AS-Iran di bulan-bulan terakhir masa jabatan Presiden Donald Trump, maka masih tidak jelas kapan staf-staf itu akan Kembali ke Irak.
Pengurangan staf juga menjadi salah satu pekerjaan rumah buat Presiden terpilih Joe Biden di Timur Tengah. Padahal, wilayah itu diremehkan oleh tim kebijakan luar negerinya karena memandang apa yang dilihatnya sebagai tantangan yang lebih besar dan lebih mendesak yang ditimbulkan oleh kebangkitan China.
Pejabat AS itu mengatakan, separuh dari staf Amerika di kedutaan AS dan fasilitas diplomatik lainnya di Irak akan pulang kampung. Pejabat Departemen Luar Negeri AS menolak untuk memberikan rincian selain memastikan pengurangan staf sedang berlangsung.
Ketegangan AS-Iran semakin meruncing setelah pembunuhan Mohsen Fakhrizadeh, seorang ilmuwan senior Iran yang memimpin unsur-unsur program nuklir negara itu pada bulan lalu. Rezim ilegal zionis, sekutu dekat AS, diduga berada di balik pembunuhan Fakhrizadeh.
Bulan depan yang sudah memasuki tahun baru 2021, akan berlangsung peringatan satu tahun serangan udara AS yang mengakibatkan gugurnya salah satu pemimpin militer paling berpengaruh tak hanya di Iran, tapi juga di kawasan. Beliau adalah mendiang Let. Jend. Qassem Soleimani, yang dibunuh saat berkunjung ke Irak awal Januari 2020 silam.
Iran langsung bersumpah akan membalas pembunuhan Qassem Soleimani. Beberapa hari setelah kejadian itu, Iran pun menghujani dua pangkalan militer terbesar AS di Irak, Ainul Assad dan Erbil, dengan rudal-rudal canggih.
Serangan rudal itu menyebabkan puluhan orang menderita cedera otak traumatis. Kedua pangkalan itu juga mengalami kerusakan infrastruktur yag cukup parah.