Internasional

Syaikh Naim Qassem: Hizbullah Target Utama Rezim Saudi

Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Syaikh Naim Qassem memandang perang diplomatik monarki Arab Saudi terhadap Lebanon hanyalah dalih untuk menarget gerakan perlawanan di Lebanon.

“Saudi melancarkan agresi diplomatik ke Lebanon, namun target sebenarnya selalu Hizbullah dan kekuatan militernya,” ujar Syaikh Naim, seperti dilasir Press TV, Senin (8/11).

Arab Saudi menarik duta besarnya dari Lebanon dan mengusir utusan Lebanon di Riyadh pada akhir bulan lalu.

Tindakan ganjil itu dilakukan setelah Menteri Informasi Lebanon, George Kordahi mengatakan dalam sebuah program televisi bahwa perang yang dipimpin rezim Saudi di Yaman pada 2015 adalah tindakan agresi oleh Riyadh dan Uni Emirat Arab, sekutu kerajaan paling signifikan dalam kampanye militer.

Ia menyebut perang itu “tidak masuk akal,” dan harus dihentikan karena dirinya menentang perang di antara bangsa Arab. Menteri Informasi itu juga mengatakan, pasukan Yaman dan pejuang sekutunya dari Komite Populer “membela diri mereka sendiri… melawan agresi eksternal.”

Agresi rezim kerajaan Saudi ke Yaman telah menewaskan puluhan ribu warga Yaman dan mendorong seluruh Yaman berada di ambang kelaparan.

UEA, Bahrain, dan Kuwait, mengekor jejak rezim Arab Saudi, ikut memutuskan hubungan diplomatik dengan Lebanon.

Syaikh Qassem meminta Riyadh untuk meminta maaf kepada rakyat Lebanon atas tindakannya, seraya menekankan bahwa Hizbullah mendukung keberadaan hubungan normal antara negara-negara “berdasarkan rasa hormat dan kemerdekaan.”

Terlepas dari desakan Riyadh dan sekutunya untuk memperdalam krisis diplomatik dengan Lebanon, Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib juga menyerukan dimulainya pembicaraan dengan kerajaan Arab Saudi sebagai bagian dari upaya yang bertujuan untuk menyelesaikan perselisihan yang sedang berlangsung.