Internasional
Stok Rudal Menipis, Saudi Panik
Stok Rudal Menipis, Saudi Panik
Kerajaan Arab Saudi dilaporkan kehabisan amunisi untuk mempertahankan diri dari serangan pesawat tak berawak dan rudal yang dilancarkan pasukan Yaman dan kelompok Houthi.
Dilansir dari The Wall Street Journal, Selasa (7/12), Kerajaan Saudi lalu mendesak AS dan sekutunya di Teluk dan Eropa membantu pasokan amunisi untuk menahan gempuran pasukan Yaman.
Selama beberapa bulan terakhir, Yaman membombardir kerajaan Saudi dengan selusin rudal balistik dan pesawat tak berawak setiap minggunya, kata pejabat AS dan rezim agresor Saudi. Militer Saudi mengklaim berhasil menghadang sebagian besar serangan dengan menggunakan sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara Patriot, Tapi kini stok rudal Saudi mulai menipis, kata para bos Saudi.
Situasi ini membuat pejabat di Riyadh kuatir akan benar-benar kehabisan stok rudal pencegat patriot, sementara serangan Yaman terus berlajut dan berisiko mengakibatkan kematian atau kerusakan infrastruktur minyak.
Namun, pada Selasa kemarin, Senat AS gagal menyetujui usulan penjualan senjata 280 rudal udara-ke-udara ke kerajaan Saudi setelah voting berakhir dengan angka 67-30, menyusul keberatan Presiden Biden.
Baca juga : Jihad Islam: Rezim Zionis Berusaha Pulihkan Citranya
Di sisi lain, jumlah serangan Yaman ke kerajaan Saudi terus meningkat secara signifikan, menurut seorang bos monarki Saudi. Drone menyerang wilayah Saudi 29 kali pada bulan lalu dan 25 kali pada bulan Oktober; Kerajaan itu dihajar 11 serangan rudal balistik bulan lalu dan 10 pada Oktober. Serangan itu naik secara signifikan sejak Februari 2020, ketika monarki Saudi diserang enam kali, lima oleh rudal balistik dan sekali oleh pesawat tak berawak, menurut bos kerajaan itu.
Kebutuhan banyak pencegat rudal mungkin akan mengakibatkan masalah anggaran jangka panjang di kerajaan. Pasalnya, biaya satu rudal pencegat sekitar 1 juta dollar, sementara harga satu drone Yaman yang digunakan untuk menyerang tak lebih dari 10 ribu dollar. Itu artinya rezim agresor Saudi membutuhkan 100 kali biaya yang dikeluarkan Yaman.
“Drone ini kecil, dibuat sederhana dan relatif murah,” kata seorang pejabat dan analis.
Rezim monarki Saudi meminta AS menyediakan ratusan rudal pencegat Patriot yang diproduksi Raytheon Technologies Corp., dan juga telah mendekati sekutu Teluk, termasuk Qatar, dan negara-negara Eropa. Penjualan langsung pencegat rudal ke monarki Saudi sedang dipertimbangkan oleh Departemen Luar Negeri AS, menurut dua penggede AS, dan departemen tersebut juga akan diminta untuk meneken setiap transfer dari pemerintah lain seperti Qatar.
Baca juga : Serangan Siber terhadap Rezim Zionis Meningkat!