Internasional
Serangan Zionis di Jenin: 10 Tewas, Puluhan Terluka
Ahlulbait Indonesia – Langit Jenin kembali diselimuti asap pekat, membayangi jalanan yang dipenuhi puing-puing dan kesedihan. Raungan sirene ambulans berpadu dengan gemuruh ledakan, menjadi saksi bisu atas serangan terbaru yang dilancarkan oleh pasukan Zionis. Serangan brutal ini menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut dan menambah deretan panjang penderitaan rakyat Palestina.
Kelompok Saraya Al-Quds, sayap militer Gerakan Jihad Islam, dengan gagah berani menyatakan perlawanan mereka. Mereka menghadang pasukan pendudukan dengan alat peledak dan rentetan tembakan senapan, berusaha mempertahankan tanah air mereka dari agresi yang semakin intensif.
Dilansir oleh Al-Manar, pada Rabu (22/1), serangan ini telah merenggut nyawa 10 warga Palestina, termasuk Mahmoud Ibrahim Jaradat, seorang pria berusia 29 tahun yang tewas akibat tembakan di desa Ta’nek, sebelah barat Jenin. Selain korban jiwa, sedikitnya 40 warga Palestina terluka, sementara sejumlah fasilitas, termasuk infrastruktur di sekitar Rumah Sakit Pemerintah Jenin, mengalami kerusakan parah. Dalam operasi tersebut, pasukan Zionis juga menangkap 6 pemuda Palestina, menambah daftar panjang penahanan tanpa alasan yang jelas.
Operasi “Iron Wall”: Agresi yang Meningkat
Serangan ini merupakan bagian dari operasi militer bertajuk “Iron Wall”, yang diluncurkan oleh rezim Zionis sejak Selasa. Operasi ini dilaksanakan setelah keputusan kabinet Zionis pekan lalu yang menetapkan Tepi Barat sebagai target agresi berikutnya.
Dalam operasi ini, tentara Zionis menyerbu sejumlah kota dan desa di wilayah Tepi Barat, di antaranya:
-Al-Mazra’a Al-Gharbiya, di utara Ramallah,
-Kamp Al-Ain, di barat Nablus,
-Tuqu’, di tenggara Bethlehem.
Setiap serangan di lokasi-lokasi tersebut disertai dengan penggerebekan brutal dan penangkapan warga Palestina, yang semakin memperburuk situasi keamanan dan kemanusiaan di wilayah itu.
Baca juga : Hizbullah: Kemenangan Bersejarah Palestina dalam Perlawanan Bersama
Blokade dan Isolasi: Hukuman Kolektif bagi Warga Palestina
Sejak kemarin, pasukan Zionis memperketat pengepungan dengan memasang gerbang besi di pintu masuk kota-kota dan desa-desa di Tepi Barat. Langkah ini tidak hanya memutus akses antarwilayah, tetapi juga memaksa penduduk untuk hidup dalam isolasi yang semakin memperparah penderitaan mereka.
Para pengamat internasional menilai bahwa kebijakan tersebut merupakan bentuk hukuman kolektif yang bertujuan untuk mematahkan semangat perlawanan rakyat Palestina. Isolasi ini juga berdampak pada aktivitas ekonomi dan sosial, memperburuk kondisi kehidupan yang sudah sulit akibat blokade yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.
Reaksi Internasional dan Perlawanan yang Berlanjut
Serangan yang semakin intensif ini menuai kecaman dari berbagai pihak, baik di tingkat regional maupun internasional. Beberapa negara dan organisasi hak asasi manusia mengecam tindakan represif ini sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan.
Namun, di tengah tekanan yang semakin berat, rakyat Palestina tetap teguh dalam mempertahankan hak mereka. Perlawanan terus berlanjut, menunjukkan bahwa semangat perjuangan mereka tidak akan pudar meskipun menghadapi kekejaman yang tiada henti.
Serangan Zionis di Jenin dan wilayah Tepi Barat lainnya merupakan bagian dari strategi sistematis untuk memperluas pendudukan dan menghilangkan keberadaan rakyat Palestina di tanah mereka sendiri. Dengan terus meningkatnya kekerasan dan pembatasan akses, situasi kemanusiaan di Palestina semakin memburuk.
Namun, di tengah penderitaan ini, perlawanan rakyat Palestina tetap menjadi simbol keteguhan dan semangat perjuangan yang tak tergoyahkan.
*Sumber: Al-Manar
Baca juga : Abu Obeida: Pengorbanan Palestina Tak Akan Sia-sia, Terus Berjuang!