Internasional
Serangan Balasan Palestina Guncang Zionis, Ketegangan Memuncak di Gaza
Ahlulbait Indonesia – Perlawanan Palestina pada Sabtu (28/12) meluncurkan dua rudal jarak jauh dari wilayah utara Jalur Gaza ke arah permukiman Zionis di Yerusalem. Serangan ini memicu sirene darurat di Beit Shemesh dan sejumlah permukiman di sekitarnya, serta beberapa wilayah pendudukan lainnya yang berdekatan dengan Gaza, sebagaimana dilaporkan oleh media Zionis. Dalam situasi yang memanas, Kepala Staf Militer Israel, Herzi Halevi, memerintahkan perluasan serangan ke Gaza. Sebagai tanggapan, pasukan pendudukan Israel melancarkan agresi besar-besaran ke Beit Hanoun, sehingga meningkatkan ketegangan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Dilaporkan oleh al-Manar, Brigade Al-Qassam sebelumnya mengumumkan bahwa para pejuangnya telah menyerang sebuah pos militer Zionis di wilayah timur Jabalia. Bentrokan sengit terjadi di lokasi tersebut, yang dikabarkan mengakibatkan sejumlah tentara Israel tewas. Media Zionis menggambarkan insiden ini sebagai pukulan telak, dengan laporan yang menyebutkan bahwa helikopter militer dikerahkan untuk mengevakuasi korban ke Rumah Sakit Soroka. Sementara itu, serangan balasan Israel di Gaza terus menambah jumlah korban jiwa, dengan sekitar 40 martir dilaporkan gugur hanya dalam satu hari pada Sabtu kemarin.
Baca juga : Hamas Tembak Jatuh Helikopter Israel, Perlawanan Memanas
Dalam upaya mencari solusi diplomatik, Kementerian Luar Negeri Qatar mengonfirmasi bahwa Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, telah bertemu dengan delegasi Hamas yang dipimpin oleh Khalil Al-Hayya di Doha. Pertemuan tersebut bertujuan membahas kemungkinan gencatan senjata di Gaza. Namun, di tengah upaya diplomasi tersebut, protes terus berlangsung di Tel Aviv oleh keluarga para tawanan Zionis yang ditahan di Gaza, mendesak pemerintah untuk segera menyepakati pertukaran tahanan.
Sementara itu, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membantah laporan yang menyebutkan adanya kesepakatan parsial untuk membebaskan tawanan asal Amerika Serikat sebagai bentuk penghormatan terhadap pemerintahan AS. Pemimpin Partai Demokrat Israel, Yair Golan, mengecam kebijakan Netanyahu, menuduhnya mengorbankan tawanan dan prajurit di Gaza demi kepentingan politik, serta menunda langkah konkret untuk mengakhiri perang.
Sumber dari Saluran 12 media Zionis mengklaim bahwa Hamas mungkin akan menyetujui kesepakatan “terbatas” sebagai simbolisasi menjelang pelantikan Presiden AS terpilih Donald Trump. Namun, laporan dari Axios menyebutkan bahwa klaim tersebut belum dapat diverifikasi. Ketegangan yang terus meningkat menunjukkan bahwa konflik ini masih jauh dari penyelesaian. []
Baca juga : Kelompok Perlawanan Palestina Raih Kemenangan Taktis Lawan Pasukan Zionis di Gaza