Ikuti Kami Di Medsos

Internasional

Putri Jenderal Qassem: Trump Kalah, Terisolasi, dan Ketakutan

Putri mantan Komandan Pasukan Quds IRGC (alm.) Let. Jend. Qassem Soleimani mengatakan bahwa mantan Presiden AS Donald Trump meninggalkan Gedung Putih dengan “kekalahan dan terisolasi”. Kini ia harus hidup dalam ketakutan terhadap balas dendam oleh musuh-musuhnya.

“Trump, Anda membunuh ayah saya, Jenderal yang memimpin kemenangan dalam perang melawan ISIS/Al-Qaeda, dengan harapan menyimpang bahwa Anda akan disanjung bak pahlawan,” tulis Zeinab Soleimani di halaman twitternya, Rabu (20/1), seperti dikutip Farsnews, Kamis (21/1)

“Tapi sebaliknya Anda telah dikalahkan, terisolasi, dan hancur–dilihat bukan sebagai pahlawan, tapi orang yang hidup dalam ketakutan akan musuh,” tambahnya.

Zeinab Soleimani membuat pernyataan itu dalam sebuah posting di akun Twitter-nya pada Rabu, setelah Trump meninggalkan Gedung Putih di akhir masa jabatan empat tahun yang penuh gejolak dan Joe Biden menggantikannya sebagai presiden Amerika Serikat ke-46.

Let. Jend. Soleimani memainkan peran penting dalam pertempuran sejumlah negara, seperti Irak dan Suriah untuk melawan kelompok teror takfiri yang paling terkenal di dunia, ISIS dan al-Qaeda. Lalu beliau dibunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada 3 Januari 2020, atas perintah Trump.

Serangan udara itu juga menewaskan Wakil Komandan Pasukan Mobilisasi Populer Irak (PMF) Abu Mahdi Muhandis. Keduanya menjadi martir dalam serangan udara Amerika yang menargetkan kendaraan mereka di jalan bandara.

Pada 8 Januari, selepas upacara pemakaman Let. Jend. Soleimani, Pasukan Dirgantara IRGC memulai serangan rudal balistik berat ke pangkalan udara AS, Ein al-Assad, di Irak Barat Daya dekat perbatasan Suriah. Juga terhadap pangkalan udara yang dioperasikan AS di Erbil. Kedua serangan itu dilancarkan sebagai balasan atas pembunuhan AS terhadap Let. Jend. Soleimani.

Ein al-Assad adalah pangkalan udara dengan landasan pacu 4 km di ketinggian 188 m dari permukaan laut. Pangkalan udara AS itu menjadi pangkalan utama dan terbesar di Irak. Laporan awal mengatakan, sistem radar dan perisai pertahanan rudal di Ein al-Assad gagal beroperasi untuk mencegat rudal Iran. Laporan tidak resmi mengatakan, sistem radar pusat tentara AS di Ein al-Assad mengalami macet akibat serangan elektronik.

Serangan balasan IRGC kedua menargetkan pangkalan militer AS di dekat bandara Erbil di wilayah Kurdistan Irak pada leg kedua operasi pembalasan “Martir Soleimani”.

Sementara itu, akhir Juni 2020, Iran mengumumkan bahwa mereka telah mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi 36 pejabat AS dan negara lain yang terlibat dalam pembunuhan Let. Jend. Soleimani yang gugur sebagai syahid.

“36 orang yang telah terlibat atau memerintahkan pembunuhan haji Qassem, termasuk pejabat politik dan militer AS dan pemerintah lainnya, telah diidentifikasi dan surat perintah penangkapan telah dikeluarkan untuk mereka oleh pejabat pengadilan dan red notice juga telah dikeluarkan oleh Interpol,” kata Alqasi Mehr saat itu.

Awal bulan ini, Juru Bicara Kehakiman Iran, Gholam Hossein Esmayeeli mengatakan bahwa Teheran telah meminta Interpol mengeluarkan red notice untuk seluruh pelaku dan dalang pembunuhan Let. Jend. Soleimani.

“Iran telah meminta Interpol menangkap presiden AS dan 47 orang lainnya sehubungan dengan pembunuhan Let. Jend. Qassem Soleimani di dekat ibukota Irak, Baghdad, tahun lalu,” kata Esmayeeli.

Ia menambahkan bahwa Iran telah mengidentifikasi 48 orang sehubungan dengan serangan teror yang ditargetkan, termasuk Presiden AS Donald Trump, pejabat Pentagon, dan pasukan teroris Amerika di wilayah tersebut.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *