Ikuti Kami Di Medsos

Internasional

Perwira Polisi Israel Bunuh Diri Akibat Tekanan Psikologis Pasca Perang di Gaza

Perwira Polisi Israel Bunuh Diri Akibat Tekanan Psikologis Pasca Perang di Gaza

Ahlulbait Indonesia – Seorang perwira tinggi kepolisian Israel yang sebelumnya dilaporkan tewas akibat salah tembak dari rekannya ternyata mengakhiri hidupnya sendiri karena tekanan psikologis berat setelah terlibat dalam perang di Jalur Gaza, sebagaimana dilaporkan Press TV.

Harian Ha’aretz pada Senin (17/2) mengungkap bahwa perwira tersebut, yang turut serta dalam operasi militer besar pada 7 Oktober di Gaza, mengalami gangguan mental serius setelah kembali dari medan perang.

Serangan militer Israel di Gaza telah menyebabkan korban jiwa yang sangat besar, dengan sedikitnya 48.200 warga Palestina tewas, mayoritas di antaranya perempuan dan anak-anak. Sementara itu, menurut sumber militer Israel, sedikitnya 844 tentara dan 69 anggota kepolisian mereka juga kehilangan nyawa dalam konflik tersebut.

Pada awalnya, surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa kematian perwira ini disebabkan oleh insiden salah tembak, di mana pasukan keamanan secara keliru menembak rekan mereka sendiri. Namun, laporan terbaru dari Ha’aretz mengungkap bahwa perwira tersebut mengalami tekanan mental mendalam, yang akhirnya mendorongnya untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Sebelum bunuh diri, ia bahkan sempat mencoba menipu pasukan Israel dengan menyamar sebagai warga Palestina dan meneriakkan “Allahu Akbar” untuk memicu tindakan fatal terhadap dirinya. Hal ini mengindikasikan bahwa ia memang memiliki niat untuk mengakhiri hidupnya.

Baca juga : Brutal! Zionis Perketat Serangan di Tepi Barat, Puluhan Warga Palestina Ditangkap

Meningkatnya Kasus Bunuh Diri di Kalangan Militer Israel

Para pengamat menilai bahwa insiden ini mencerminkan dampak psikologis serius yang dialami pasukan Israel akibat perang. Banyak tentara yang kini berjuang menghadapi trauma dan tekanan mental mendalam setelah keterlibatan mereka di medan pertempuran.

Pada Januari lalu, Ha’aretz juga melaporkan bahwa setidaknya 28 tentara Israel telah bunuh diri sejak awal agresi ke Gaza, angka tertinggi sejak 2015. Salah satu kasus yang mengejutkan publik adalah beredarnya rekaman seorang tentara Israel yang nekat melemparkan dirinya ke jalur kereta bawah tanah di Tel Aviv.

Kegagalan militer dalam menangani kasus bunuh diri ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat Israel serta para profesional kesehatan mental.

Menanggapi lonjakan kasus ini, menurut laporan dari penyiar Kan, militer Israel telah merekrut 800 psikiater tambahan serta membuka pusat konseling psikologis bagi tentaranya. Sejauh ini, lebih dari 3.900 panggilan telah diterima dari personel militer yang mempertimbangkan untuk mengakhiri hidup mereka. Banyak dari mereka mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) akibat penugasan berulang ke medan perang dan disorientasi mental setelah konflik berkepanjangan.

Para analis juga mencatat bahwa dampak psikologis perang ini tidak hanya terbatas pada tentara, tetapi juga telah mempengaruhi masyarakat Israel secara luas. []

Baca juga : Badai Al-Aqsa Guncang Zionis, Krisis Mental Meluas