Internasional
Palestina: Dunia Internasional Hanya Bisa Berpidato Soal Pelanggaran Zionis
Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad Maliki mengecam komunitas internasional karena gagal menghentikan pelanggaran zionis terhadap Palestina. Sebaliknya, Maliki menyebut, dunia hanya memberikan pidato retoris.
Berbicara dalam pertemuan Gerakan Non-Blok, Maliki mengatakan, rakyat Palestina saat ini menghadapi ancaman eksistensial yang mengancam hak kebebasan mereka dan hak menentukan nasib sendiri.
“Situasi kritis di Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, sebagian besar mencerminkan kelemahan serius dari sistem internasional, yang ‘puas dengan pidato tanpa tindakan nyata untuk menghentikan praktik ilegal zionis,’” ucapnya, seperti dilansir Anadolu Agency, Minggu (11/10).
Gerakan Non-Blok didirikan di Ibukota Yugoslavia, Beograd, pada 1961, jauh dari polarisasi kamp-kamp Perang Dingin pada masa itu. Anggota organisasi itu saat ini berjumlah 120 negara yang mewakili kepentingan dan prioritas negara-negara berkembang di beberapa benua.
Sementara itu, sebelumnya, pengadilan zionis dilaporkan memutuskan menghancurkan satu sekolah Palestina yang baru dibangun di pusat Tepi Barat.
“Pengadilan Distrik Yerusalem pada Rabu menolak putusan sela ganti rugi yang diajukan untuk Sekolah Ras El-Teen di Ramallah timur,” ucap aktivis anti-pemukiman, Abdullah Abu Rahma.
“Sekitar 50 anak dari berbagai umur telah belajar di sekolah itu, yang baru saja dibangun dan dikelola Kementerian Pendidikan Palestina,” sambungnya. Ia menambahkan banyak aktivis mulai berkumpul di lokasi untuk mencegah zionis menghancurkan bangunan sekolah itu.