Internasional
New York Times Sebut Putra Mahkota bin Nayef Disiksa
New York Times Sebut Putra Mahkota bin Nayef Disiksa
The New York Times melaporkan bahwa sejumlah pangeran Saudi, termasuk dua putra raja sebelumnya, Raja Abdullah, tetap ditahan oleh otoritas kerajaan Saudi, setelah berkuasanya Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Minggu kemarin (9/1), NYT mengatakan bahwa mantan putra mahkota Saudi Mohammed bin Nayef adalah salah satu tokoh terkemuka yang sampai saat ini masih tetap ditahan.
NYT juga menyebutkan bahwa putri Saudi, Basmah binti Saud, dibebaskan pasa Kamis lalu (6/1) hampir tiga tahun setelah dipenjara, dengan mencatat bahwa ia termasuk di antara sejumlah aktivis Saudi terkemuka, pembangkang dan anggota keluarga kerajaan yang dipenjara atau di bawah tahanan rumah.
Terkait bin Nayef, harian itu mengatakan bahwa setelah bin Salman menggulingkan mantan putra mahkota untuk mengklaim gelar untuk dirinya sendiri, ia menempatkannya di bawah tahanan rumah hingga 2020. Pada Maret 2020, bin Nayef ditangkap dan ditahan.
Baca juga : Jihad Islam: Kami Terus Melawan Hingga Palestina Merdeka
Pada awal penahanannya, Mohammed bin Nayef ditahan di sel isolasi, dilarang tidur dan digantung terbalik di pergelangan kakinya, tulis NYT, menurut dua orang yang diberi pengarahan tentang situasinya, yang berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitasnya masalah ini.
Pada musim gugur lalu, ia kemudian dipindahkan ke sebuah vila di dalam kompleks yang mengelilingi Istana Raja al-Yamamah di Riyadh, ibu kota tempat tinggalnya, kata orang-orang, seperti dikutip oleh harian tersebut.
Pihak penguasa belum mengajukan tuntutan resmi terhadapnya atau menjelaskan mengapa ia ditahan. Namun, sebagian besar pakar Saudi berasumsi bahwa penahanan itu karena bin Salman kuatir Mohammed bin Nayef dapat menghalangi usahanya untuk menjadi raja Saudi berikutnya.
Mohammed bin Nayef dikurung sendiri tanpa televisi atau perangkat elektronik lainnya dan hanya menerima kunjungan terbatas dari keluarganya, kata orang-orang, menurut NYT. Ia tampaknya menderita kerusakan permanen pada pergelangan kakinya akibat penyiksaannya di tahanan dan tak bisa berjalan tanpa tongkat.
Baca juga : Di Nablus, Perlawanan Palestina Terus Berlanjut