Internasional
Menolak Lupa Palestina
Konsolidasi internal di tubuh Palestina, hal itulah yang saat ini sangat dibutuhkan.
Demikian disampaikan Mujtahid Hashem, Direktur Voice of Palestine (VOP) Indonesia, mengingat gencarnya upaya pengalihan isu internasional dan kian melemahnya suara perlawanan terhadap rezim Zionis akibat maraknya konflik yang terjadi di luar negara jajahan rezim pencaplok itu.
Pernyataan itu bukan tanpa alasan. Berlarut-larutnya konflik dan instabilitas di negara-negara tetangga, seperti Mesir, Libanon dan Suriah, dianggap Mujtahid dapat mengalihkan isu perjuangan bangsa tertindas Palestina.
“Padahal bangsa Palestina tak boleh lupa, sampai saat ini musuh utama mereka tetaplah Zionis!,” tegasnya menyayangkan makin minimnya konsolidasi internal di tubuh pejuang pembebasan Palestina. Padahal seharusnya mereka tak boleh terpengaruh upaya konspirasi musuh yang selalu berupaya merancang pengalihan isu, sehingga membahayakan cita-cita masa depan kemerdekaan dan terbebasnya negeri itu dari cengkeraman penindasan rezim biadab Zionis Israel.
Mujtahid sangat menyesalkan, belakangan makin banyak pihak yang sepertinya mulai termakan jebakan pengalihan isu internasional terkait instabilitas kawasan yang sengaja diciptakan pihak musuh. Karena itu dia menyeru para aktivis di seluruh dunia agar kembali menyamakan persepsi dan sikap, kembali fokus dalam memperjuangkan Palestina merdeka dan berdaulat dengan cara tetap tegas melawan segala tipu daya Zionis.
Penghambat jalan merdeka bagi Palestina yang tak kalah penting untuk dicermati menurutnya adalah isu sektarian (perbedaan mazhab) yang sengaja dibesar-besarkan pihak musuh untuk menghancurkan soliditas para pejuang dan pendukung mereka. Upaya pecah-belah itulah yang selama ini selalu menjadi senjata ampuh Israel dalam mengobrak-abrik barisan Hamas, Fatah, dan faksi-faksi jihad lain di dalam atau luar Palestina, baik dari kalangan Sunni maupun Syiah. Buahnya tak lain adalah relatif melemahnya perlawanan Dunia terhadap Zionisme yang hingga saat ini terus menggerogoti tanah Palestina dan tetap menindas rakyatnya. (Malik/Yudhi)