Ikuti Kami Di Medsos

Internasional

Krisis Militer, 900 Perwira Zionis Ajukan Pengunduran Diri

Krisis Militer, 900 Perwira Zionis Ajukan Pengunduran Diri

Krisis Militer, 900 Perwira Zionis Ajukan Pengunduran Diri

Suasana di markas militer penjajah zions terasa mencekam. Pada 2024, jumlah perwira militer yang mengundurkan diri dari angkatan bersenjata melonjak drastis. Channel 12 zionis melaporkan bahwa sekitar 900 perwira mengajukan permohonan tersebut, jauh di atas rata-rata tahunan yang biasanya kurang dari 150. Kenaikan tajam ini disebut “krisis bagi negara, bukan hanya militer,” menggambarkan situasi menguatirkan.

Dilansir al-Manar, salah satu ancaman terbesar zionis saat ini adalah mempertahankan perwira di posisi penting dalam angkatan bersenjata. Dalam beberapa bulan terakhir, terlihat jelas bahwa semakin banyak perwira yang cenderung meninggalkan posisi militer atau setidaknya mempertimbangkan untuk melakukannya.

Alasan di balik peningkatan permintaan pengunduran diri dari militer ini beragam. Channel 12 zionis menyebutkan bahwa peristiwa 7 Oktober menjadi salah satu alasan utamanya, selain insentif dan bonus yang kurang menarik, serta kampanye delegitimasi terhadap militer yang dilakukan beberapa warga ilegal zionis dan politisi tertentu.

Baca juga : Rudal Hizbullah Hantam Markas Tentara Zionis

Surat kabar Haaretz menambahkan bahwa puluhan tentara cadangan telah menyatakan tidak akan kembali bergabung dengan militer, meskipun harus menghadapi risiko hukuman.

Di sisi lain, Menteri Pertahanan ilegal Yoav Gallant mengungkapkan bahwa militer kolonial zionis membutuhkan 10 ribu tentara baru dengan segera, dengan 4.800 di antaranya dapat direkrut dari komunitas ultra-Ortodoks, seperti dilaporkan Channel 12 zionis. Ini merujuk keputusan Mahkamah Agung ilegal zionis yang pekan lalu memutuskan bahwa pria ultra-Ortodoks dapat diwajibkan dinas militer, yang memicu protes menentang wajib militer.

Media zionis juga melaporkan bahwa angkatan bersenjata kolonial zionis akan memasuki fase ketiga dalam agresi mereka di Gaza, yang berarti penarikan darat akan dilakukan bersamaan intensifikasi serangan udara untuk menghindari lebih banyak kerugian yang disebabkan perlawanan Palestina.

Baca juga : Operasi Laut Merah: Aksi Heroik Yaman dan Irak Remukkan Zionis