Ikuti Kami Di Medsos

Internasional

Komandan Iran: Teroris Gunakan Senjata Canggih untuk Membunuh Fakhrizadeh

Wakil Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam membeberkan beberapa detail terkait pembunuhan ahli nuklir Iran, Martir Mohsen Fakhrizadeh oleh rezim Zionis, termasuk penggunaan kecerdasan buatan.

Seperti yang dilaporkan ABNA, wakil Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Laksamana Ali Fadavi mengatakan pada Minggu (6/12) bahwa Martir Fakhrizadeh memiliki 11 pengawal dan ledakan mobil pertama bertujuan untuk menghalau para pengawalnya.

Kemudian, lanjutnya, musuh mengerahkan senapan mesin otomatis yang dikendalikan menggunakan satelit.

“Senapan mesin itu dilengkapi dengan kecerdasan buatan untuk menargetkan Martir Fakhrizadeh,” tambahnya.

Fadavi mengatakan bahwa senapan mesin itu dilengkapi dengan kamera canggih dan menembak sebanyak 13 kali. Ia menambahkan bahwa tidak anggota kelompok pembunuh di tempat kejadian.

“Pistol itu difokuskan hanya pada Martir Fakhrizadeh, dan istrinya tidak ditembak, meski jaraknya beberapa sentimeter. Ketua tim perlindungan juga ditembak empat kali karena menghempaskan diri ke arah Shahid Fakhrizadeh, dan tidak ada musuh di lokasi untuk menembak para penjaga, ”tegasnya.

Komandan selanjutnya mengatakan bahwa Martir Fakhrizadeh ditembak beberapa kali dan mengalami pendarahan akibat cedera tulang belakang dan akhirnya menjadi martir di rumah sakit.

Merujuk pada pemilihan AS dan kemenangan Partai Demokrat, Fadavi mencatat bahwa Demokrat bertanggung jawab atas sebagian besar sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Republik Islam Iran.

Dia juga menunjukkan bahwa negosiasi dengan Partai Demokrat tidak berguna dan mencatat bahwa Iran telah menghadapi permusuhan besar setiap kali Demokrat menjabat.

Laksamana Muda Ali Fadavi lebih lanjut merujuk pada pembunuhan Letjen Soleimani dan mengatakan bahwa Republik Islam akan menentukan metode balas dendamnya.

Sementara, terkait hasil penyelidikan jatuhnya pesawat Ukraina itu, dia menegaskan bahwa sistem peradilan telah memilih empat kelompok ahli, bahkan dari luar angkatan bersenjata, dan mereka telah menerapkan berbagai metode termasuk simulasi untuk menyelidiki kasus tersebut.

Menurut Fadavi, pemeriksaan sudah dilakukan dan kasusnya masih menunggu putusan hakim.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *