Internasional
Iran Kutuk Normalisasi Penguasa Arab-Rezim Zionis
Iran mengecam beberapa anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang melakukan normalisasi hubungan dengan entitas zionis dan menyebutnya sebagai “pengkhianatan terhadap Muslim” serta melanggar prinsip-prinsip fundamental badan itu.
Direktur Jenderal Perdamaian dan Keamanan Internasional Kementerian Luar Negeri Iran, Reza Najafi membuat pernyataan pada sesi ke-47 Dewan Menteri Luar Negeri OKI di ibu kota Niger, Niamey, pada Sabtu (28/11), tulis ABNA.
Najafi mengungkapkan keprihatinan yang serius atas keputusan negara-negara OKI untuk menjalin hubungan diplomatik formal dengan Tel Aviv, dengan mengatakan, “Setiap interaksi dengan rezim Zionis palsu dan ilegal, yang hidupnya selama 60 tahun dalam kejahatan, pembunuhan, penyiksaan, dan pegusiran ribuan warga Palestina, dianggap pengkhianatan terhadap Muslim dan pelanggaran prinsip-prinsip fundamental OKI dan akan memberikan pukulan serius bagi persatuan negara-negara anggota organisasi dan umat Muslim.”
Beberapa anggota organisasi mengkhianati umat Muslim dengan mengungkapkan hubungan rahasia mereka dengan rezim Zionis, tambahnya.
Najafi selanjutnya mendesak masyarakat internasional untuk memperkuat upaya menegakkan hak-hak yang tidak dapat dicabut dari Palestina untuk kembali ke tanah air mereka dan mendirikan negara merdeka di wilayah pendudukan, dengan Yerusalem Timur, al-Quds sebagai ibukotanya.
Sebelumnya, Perdana Menteri negara palsu “Israel” Benjamin Netanyahu menandatangani pakta normalisasi dengan Menteri Luar Negeri Emirat Sheikh Abdullah bin Zayed Nahyan dan Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif Zayani selama upacara resmi yang diprakarsai oleh Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pada pertengahan September lalu.
Bulan berikutnya, Trump mengatakan rezim zionis dan Sudan juga telah menjalin hubungan ekonomi sebagai jalan menuju normalisasi hubungan antar kedua negara.
Palestina mengutuk kesepakatan yang berbahaya itu sebagai “menikam di belakang”.