Internasional
Imam Sayyid Ali Khamenei: Kerusuhan di Iran Dirancang Barat dan Rezim Zionis
Imam Sayyid Ali Khamenei: Kerusuhan di Iran Dirancang Barat dan Rezim Zionis
Imam Sayyid Ali Khamenei mengatakan bahwa terjadinya kerusuhan dan kekacauan terbaru di Iran, dirancang negara-negara Barat dan rezim zionis, orang-orang bayaran mereka, serta beberapa orang Iran yang berkhianat di luar negeri.
“Dalam peristiwa yang baru saja terjadi, seorang perempuan muda (Mahsa Amini) meninggal dunia, dan ini membuat hati kita semua terbakar,” katanya dalam acara wisuda taruna sejumlah Akademi Militer, Angkatan Bersenjata Iran, seperti diungkap Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta dalam siaran pers yang diterima Media ABI, Jumat (7/10).
“Namun reaksi atas peristiwa tersebut dilakukan tanpa penyelidikan dan tanpa ada kepastian terkait apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian sebagian orang turun ke jalan membuat kekacauan, membakar al-Quran, mencopot paksa hijab seorang perempuan, membakar masjid, tempat ibadah, dan kendaraan masyarakat. Ini bukanlah reaksi yang biasa dan normal,” tambahnya.
Imam Sayyid Ali Khamenei menegaskan bahwa kerusuhan terbaru di Iran sudah direncanakan sebelumnya. Menurutnya, bahkan jika tidak ada peristiwa meninggalnya Mahsa Amini, musuh akan mencari alasan lain untuk membuat kekacauan dan kerusuhan di Iran.
Beliau juga menekankan bahwa belasungkawa negara-negara Barat atas meninggalnya seorang perempuan di Iran adalah dusta, dan bertolak belakang dengan tampilan lahiriah mereka.
“Sebenarnya mereka bergembira karena mendapatkan alasan untuk menciptakan kerusuhan,” ungkap beliau.
“Di Iran, pejabat tiga lembaga tinggi negara telah menyampaikan belasungkawa, dan Mahkamah Agung Iran sudah berjanji untuk mengusut kasus ini sampai akhir,” tegas Imam.
Skenario dan aksi musuh ini menurut beliau menunjukan jati diri mereka, yaitu permusuhan dengan bangsa dan negara Iran. Mereka berusaha menciptakan kerusuhan, menghancurkan keamanan negara, dan memprovokasi orang-orang yang mungkin bisa diprovokasi untuk membuat kegemparan.
Beberapa orang yang turun ke jalan dan membuat kekacauan saat ini, ungkap beliau adalah sisa-sisa oknum yang sebelumnya mendapatkan pukulan dari Republik Islam seperti kelompok teroris MKO, kelompok separatis, kelompok monarki, dan keluarga dinas intelijen Shah Iran yaitu Savak. Karena itu, imbuh beliau, Mahkamah Agung harus mengadili serta menghukum mereka sesuai tingkat keterlibatan dalam pengrusakan dan gangguan keamanan di jalan-jalan.
“Mereka (pihak musuh) menginginkan Iran seperti masa Pahlavi (Shah Iran), yang selalu patuh pada perintah mereka,” tutur beliau. Lebih lanjut, beliau menegaskan bahwa rakyat Iran, dalam peristiwa ini, sebagaimana juga dalam peristiwa-peristiwa lain, sepenuhnya terjun dengan kekuatan penuh, dan di masa depan juga akan seperti ini.
“Di masa depan, di mana pun musuh ingin menciptakan gangguan, pihak yang paling depan dalam menghadapi gangguan ini adalah rakyat pemberani dan mukmin Iran,” tegasnya.
Beliau menganggap rakyat Iran layaknya junjungannya, yaitu Imam Ali as, adalah rakyat yang tertindas (akibat terus menjadi korban berbagai teror dan intimidasi Barat, seperti sanksi embargo dan lain-lain), tapi pada saat yang sama adalah bangsa yang kuat.
Imam Sayyid Ali Khamenei juga menyinggung kemajuan cepat yang dicapai Iran di semua bidang, dan kerja keras untuk menyelesaikan sebagian permasalahan lama. Iran juga sedang fokus dalam mengaktifkan bidang produksi, perusahaan berbasis sains, dan kemampuan negara untuk menggagalkan sanksi.
“Saya hidup di tengah suku Baluch, dan mereka sangat setia kepada Republik Islam Iran, suku Kurdi, juga salah satu suku termaju di Iran, dan mereka mencintai negaranya, mencintai Islam dan Republik Islam. Maka dari itu, skenario musuh tidak akan berhasil terhadap mereka,” tegasnya.
Imam Sayyid Ali Khamenei menegaskan, banyak perempuan di Iran yang tidak mengenakan hijab secara sempurna, tapi mereka merupakan pendukung serius Republik Islam Iran, dan mereka hadir di berbagai pentas dunia untuk kemajuan negara.
“Pihak musuh tidak sanggup melihat negara kami sebagai negara yang mandiri, kuat, dan islami,” tandasnya.