Internasional
Imam Khamenei: Berkah Kesyahidan Jenderal Soleimani, Gerakan Perlawanan Semakin Kuat
Imam Khamenei: Berkah Kesyahidan Jenderal Soleimani, Gerakan Perlawanan Semakin Kuat
Berkah dari kesyahidan Jenderal Qassem Soleimani, gerakan Perlawanan kini semakin berkembang dan penuh harapan daripada dua tahun lalu.
Hal tersebut disampaikan Pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatollah Sayyid Imam Ali Khamenei ketika bertemu dengan keluarga syahid Jenderal Qassem Soleimani, pada peringatan kesyahidan kedua beliau dan Abu Mahdi al-Muhandis, pada Sabtu (1/1).
Dilansir dari akun Twitter Imam Ali Khamenei, @Khamenei.ir, beliau mengatakan bahwa puluhan juta orang Iran yang menghadiri pemakaman Jenderal Soleimani menunjukkan bahwa ia merupakan tokoh paling populer di negara ini.
“Meningkatnya pengaruh namanya di dunia Islam membuktikan Soleimani yang terhormat telah menjadi salah satu tokoh paling populer di dunia Islam juga,” tulis Imam Khamenei.
Baca juga : Jihad Islam: Kami Terus Melawan Hingga Palestina Merdeka
Beliau melanjutkan, Jenderal Soleimani adalah manifestasi dari ikhtiar dan kerja yang tak kenal lelah, serta menakjubkan. Jenderal Iran yang heroik yang memiliki keberanian dan rasionalitas dalam semua urusan.
“Sementara ia tahu persis musuh dan alat mereka, ia akan memasuki medan perang dan melakukan tugas luar biasa tanpa sedikit pun rasa takut,” ujar Imam.
Beliau menegaskan, ,musuuh berpikir dengan membunuh Jenderal Soleimani, Abu Mahdi dan rekan-rekan mereka, semuanya telah berakhir.
“Tapi hari ini AS telah meninggalkan Afghanistan. Perlawanan berkembang di Yaman. Musuh terjebak di Suriah, Lebanon dan Irak. Gerakan Perlawanan lebih berkembang dan penuh harapan dibandingkan 2 tahun yang lalu,” tegas Imam.
AS membunuh Jenderal Soleimani, yang merupakan tokoh kunci dalam perang melawan kelompok teroris di Suriah dan Irak dalam beberapa tahun terakhir.
AS membunuh Jenderal Soleimani dan komandan kedua pro-pemerintah Irak, Unit Mobilisasi Populer (PMU) dan Abu Mahdi al-Muhandis, dalam serangan udara yang diperintahkan mantan Presiden AS Donald Trump di bandara internasional Baghdad pada 3 Januari 2020.
Baca juga : Di Nablus, Perlawanan Palestina Terus Berlanjut