Ikuti Kami Di Medsos

Internasional

Houthi Kecam Rezim Saudi

Houthi Kecam Rezim Saudi

Houthi Kecam Rezim Saudi

Pemimpin gerakan perlawanan Ansarullah Yaman mengecam rezim monarki Arab Saudi karena mengizinkan penerbangan rezim ilegal zionis melintasi wilayah udaranya untuk bepergian dari atau ke Uni Emirat Arab, sementara memblokade habis-habisan secara ketat wilayah udara Yaman.

“Sementara Arab Saudi mempertahankan blokade di wilayah udara Yaman, rezim Riyadh membuka langit kota suci Mekah dan Madinah bagi perdana menteri ‘Israel’ untuk terbang ke UEA,” kata Abdul-Malik Houthi dalam sebuah pertemuan dengan beberapa delegasi suku Yaman yang berkunjung ke ibu kota Sana’a pada Minggu malam (19/12), seperti yang dilansir Press Tv.

Pada 13 Desember, Perdana menteri rezim zionis bertemu penguasa de facto monarki UEA. Bennett menjadi pemimpin pertama rezim palsu zionis yang mengunjungi negara Teluk Persia itu, lebih dari setahun setelah kedua belah pihak sepakat untuk menjalin hubungan formal.

Bennett mengadakan pertemuan dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed Nahyan (MBZ) di istana pribadinya setelah kedatangannya di ibu kota Emirat pada malam sebelumnya.

Baca juga : Serangan Siber terhadap Rezim Zionis Meningkat!

UEA adalah yang pertama dari empat negara Arab yang setuju untuk menormalkan hubungan dengan rezim ilegal zionis di bawah kesepakatan yang diprakarsai AS pada tahun 2020.

Palestina memandang kesepakatan itu sebagai tikaman dari belakang.

Rezim monarki absolut Arab Saudi, dengan dukungan Amerika Serikat dan sekutu regionalnya, melancarkan agresi brutal terhadap Yaman pada Maret 2015, dengan tujuan membawa pemerintah “boneka” mantan presiden Yaman Abd Rabbuh Mansour Hadi kembali berkuasa dan menghancurkan gerakan Ansarullah.

Agresi itu telah menewaskan ratusan ribu warga Yaman, sementara jutaan lainnya mengungsi. Perang itu juga telah menghancurkan infrastruktur Yaman serta menyebarkan kelaparan dan penyakit menular, sehingga memperdalam krisis kemanusiaan terburuk di dunia itu dari hari ke hari.

Kendati rezim monarkis Arab Saudi terus-menerus membombardir negara miskin itu dengan senjata berat, angkatan bersenjata Yaman dan Komite Populer telah tumbuh dengan pesat sebagai kekuatan perlawanan yang mampu menghadang hingga menghancurkan agresi pasukan penjajah Saudi sekaligus membuat rezim Riyadh dan sekutunya terjebak di negara itu.

Baca juga : Lagi, Pemukim Ilegal Zionis Serang Masjid al-Aqsa