Internasional
Hizbullah: Rudal Kami Bisa Capai Seluruh Target Zionis
Hizbullah: Rudal Kami Bisa Capai Seluruh Target Zionis
Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyid Hasan Nasrallah pada Senin (25/7) memperingatkan rezim zionis, bahwa mereka tidak akan dapat mengekstraksi gas dari ladang Karish pada bulan September sebelum Lebanon mendapatkan haknya. Pernyataan itu mempertegas rudal presisi gerakan perlawanan dapat mencapai target rezim zionis di laut maupun di darat.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Ghassan Ben Jeddou di al-Mayadeen, Sayyid Hasan menunjukkan bahwa awal pencegahan antara Lebanon dan pendudukan rezim zionis dimulai pada tahun 1985 ketika “Tel Aviv” harus mundur lebih awal dari rencananya dari banyak daerah yang telah didudukinya.
Wawancara dengan Sayyid Nasrallah datang sebagai bagian dari “Dialog HUT ke-40” pencapaian perlawanan selama beberapa dekade terakhir dan status quo melawan pendudukan rezim zionis yang disiarkan al-Mayadeen pada peringatan 40 tahun berdirinya gerakan perlawanan Islam Lebanon, Hizbullah.
“Musuh, yakni rezim zonis, menangani jalur perbatasan sebagai sabuk keamanan yang mencegah para pejuang kemerdekaan memasuki Palestina, dan saat itulah pencegahan dimulai,” ungkap Sayyid Hassan Nasrallah menggarisbawahi, dilansir ABNA24.
Baca juga : Hizbullah Puji Indonesia Tolak Tim “Israel” di Piala Dunia U-20
Saat itu, kata Sekjen Hizbullah, menghalangi pendudukan rezim zionis adalah upaya kolaboratif yang dicapai oleh semua gerakan perlawanan yang melakukan operasi melawan pendudukan zionis, bukan hanya Hizbullah. “Pencegahan tahap kedua dimulai melalui aksi perlawanan di desa-desa yang berbatasan dengan perbatasan yang dilakukan hingga tahun 1993 ketika tahap ketiga dimulai.”
“Dari 1993 hingga 1996, tingkat pencegahan yang tinggi tercapai,” jelas Sayyid Nasrallah. “Perjanjian April 1996 adalah dasar dari kemenangan pada tahun 2000, ketika pencegahan diwujudkan dalam berbagai cara, termasuk mencegah pendudukan menembaki sasaran sipil tanpa tanggapan apapun [terhadap agresinya].”
Sayyid Hasan menggarisbawahi bahwa rezim pendudukan zionis menyadari, melalui perang pada Juli itu, konfrontasi dengan pihak perlawanan menjadi berbahaya dan bahwa kemampuan perlawanan lebih dari sekadar konfrontasi di perbatasan.
“Sejak 2006, musuh tidak berani mengambil tindakan apapun terhadap Lebanon,” kata pemimpin perlawanan itu, seraya mencatat bahwa “Tel Aviv” hanya menggunakan operasi biasa yang tidak meninggalkan bekas apapun di Lebanon.
Baca juga : Batalyon Quds Serang Posisi Tentara Ilegal Zionis