Internasional
Hizbullah Mampu Serang Zionis dengan 2.000 Roket per Hari
Seorang komandan militer rezim zionis mengatakan bahwa gerakan perlawanan Hizbullah dapat menembakkan 2.000 rudal ke wilayah pendudukan per hari jika terjadi konfrontasi militer dengan Lebanon.
Berbicara di Konferensi B’Sheva di Yerusalem al-Quds pada Senin (15/3), Mayor Komando Depan OC Jendral Uri Gordin mengatakan bahwa sekitar 2.000 roket dan rudal akan ditembakkan ke wilayah yang diduduki rezim Tel Aviv setiap hari dan akan menantang kemampuan militer zionis. Demikian laporam yang dilansir ABNA.
Gordin mengatakan, rezim zionis akan mulai mengaktifkan apa yang digambarkannya sebagai militer kuat yang belum pernah terlihat sebelumnya selama perang di masa mendatang dengan Hizbullah.
Pada 3 Maret, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Syaikh Naim Qassem mengatakan, Amerika Serikat dan zionis tidak berani menyerang gerakan perlawanan Lebanon. Sebab, imbuhnya,mereka sadar bahwa tekad kuat kelompok itu untuk menanggapi setiap tindakan agresi tidak akan pernah berubah.
Syaikh Qassem juga menekankan bahwa Hizbullah bermaksud untuk tetap dalam posisi bertahan dan tidak ingin memulai perang. “Zionis harus paham bahwa medan tempur tidak terbuka untuk itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa pertempuran apa pun di masa depan akan dibawa ke kedalaman wilayah yang diduduki zionis.
Awal tahun ini, Alon Ben-David, seorang komentator militer untuk jaringan televisi Channel 13 zionis, mengatakan dalam opininya bahwa Hizbullah telah meningkatkan kekuatan rudalnya dalam beberapa tahun terakhir lantaran rezim Tel Aviv meningkatkan kekejamannya terhadap Suriah.
Dalam opini berjudul “Apakah ‘Israel’ mengabaikan ancaman strategis terbesar yang dihadapinya?”, ia berpendapat bahwa sementara terus mengintensifkan tindakan agresinya terhadap Suriah, rezim zionis tidak menghentikan upaya Hizbullah untuk membangun kemampuan independen dalam memproduksi dan membuat rudal akurat di wilayah Lebanon.
“Ancaman strategis utama yang dihadapi zionis bukan terletak di Suriah, tapi di Lebanon, dan sepertinya, zionis menghindari berurusan dengannya,” tambahnya.
“Beberapa perkiraan menunjukkan bahwa organisasi tersebut kini telah berhasil mengumpulkan beberapa ratus rudal akurat jarak menengah hingga jauh,” katanya.
Lebanon berkonfrontasi dalam dua perang melawan rezim ilegal zionis yang menyebut dirinya “Israel” pada 2000 dan 2006. Sekitar 1.200 warga Lebanon, kebanyakannya warga sipil, kehilangan nyawa selama perang 33 hari pada musim panas 2006.
Menurut laporan setebal 629 halaman dari Komisi Winograd, yang ditunjuk rezim ilegal zionis sendiri, pejuang Hizbullah yang terlibat dalam mempertahankan Lebanon dari invasi rezim zionis “Israel” sukses mengalahkan musuhnya dan Tel Aviv terpaksa mundur tanpa mendapatkan apa pun.
Komisi Winograd ditetapkan oleh mantan perdana menteri zionis Ehud Olmert pada September 2006 untuk menginvestigasi keadaan selama perang 33 hari rezim ilegal“Israel” di Lebanon.
Komisi itu dibentuk setelah adanya kritik dan protes publik atas fakta bahwa militer zionis kalah telak dalam perang itu dan gagal mencapai tujuannya untuk membebaskan dua tentara yang ditangkap pejuang Hizbullah.