Internasional
Gerakan Perlawanan Palestina Serukan Penolakan Segala Bentuk Normalisasi dengan Zionis
Konferensi keenam Persatuan Perlawanan Cendekiawan Internasional dilaksanakan pada Selasa (8/12) di Beirut. Pada kesempatan itu, mereka menyatakan dukungannya untuk Palestina dan menyuarakan dengan tegas penolakan semua bentuk normalisasi dengan entitas zionis.
Pertemuan itu mengambil tema “Perlawanan Umat dalam Menghadapi Konspirasi Normalisasi”.
Ketua Persatuan Ulama Perlawanan Internasional Sheikh Maher Hammoud menekankan bahwa Intifadah Pertama yang terjadi pada bulan Desember 33 tahun lalu membuktikan bahwa rakyat Palestina tidak membutuhkan tentara Arab dan KTT Arab yang “memalukan” itu, seperti ditulis al-Manar.
“33 tahun Intifada Pertama, batunya masih lebih kuat dari peluru.”
Sheikh Hammoud mengecam semua bentuk normalisasi hubungan antara rezim Arab dan entitas zionis.
“Normalisasi terjadi setelah semua konspirasi melawan Perlawanan pada 2006 dan dalam Perang Suriah telah digagalkan.”
Wakil Kepala Hizbullah Sheikh Naim Qassem mengatakan, “Meskipun ada konspirasi sejak deklarasi Balfour, generasi masih berpegang pada pembebasan Palestina.”
Mengecam rezim Teluk, Sheikh Qassem mengatakan mereka tidak pernah mendukung Palestina, “Mereka telah mendukung semua skema penyerahan.”
“Normalisasi telah mengungkap semua pengkhianat dan mengungkapkan mereka yang mendukung Perlawanan,” katanya melalui tautan video, seraya menekankan, “Dukung perlawanan, atau normalisasi, tidak ada pilihan ketiga!”
“Poros Perlawanan telah mendapatkan pencapaian yang menjanjikan berkat ketabahan dan keinginan kuat untuk membebaskan Palestina.”
Sheikh Qassem bersumpah bahwa gerakan Perlawanan akan bekerja keras untuk mengembangkan kemampuannya di atas basis militer, politik, dan media.
Sekretaris Jenderal gerakan Jihad Islam Perlawanan Palestina, Ziad Nakhale mengatakan entitas zionis telah melanggar semua norma moral, kemanusiaan, dan agama.
Ia mengecam Otoritas Palestina karena “melarikan diri,” menekankan bahwa kebijakan ini tidak akan mengambil hak, melainkan akan menyiapkan formula baru di lapangan.
Menyinggung pembunuhan ilmuwan Iran Mohsen Fakhrizadeh, Nakhale dalam konferensi melalui tautan video itu mengatakan, musuh telah mencoba untuk merampas kita dari segala hal termasuk kemampuan ilmiah.
“Pembunuhan Fakhrizadeh adalah bagian dari balas dendam zionis terhadap Iran atas sikapnya terhadap Palestina,” tegas Nakhale
Pejabat Hamas Mahmoud Zahhar menekankan bahwa mujahidin di Gaza berdiri dengan martabat untuk melawan musuh rezim zionis.
Ia memperingatkan bahwa musuh Umat ini telah mendedikasikan kemampuannya dalam upaya melemahkan Perlawanan.
Zahhar juga mencatat bahwa pertempuran terakhir bagi kemerdekaan Palestina ‘akan diterjadi’ dan ia berharap menjadi salah satu tentara dalam pertempuran tersebut.
“Senjata kami telah dikembangkan dari batu menjadi rudal. Ini membuktikan bahwa kami akan terus maju sampai penghapusan penjajahan entitas zionis,” tandas pejabat gerakan Perlawanan Palestina itu saat berbicara kepada para peserta konferensi melalui tautan video.
Sementara itu, Mufti Agung Suriah Sheikh Ahmad Badreddin Hassoun mengecam beberapa rezim Arab karena melakukan normalisasi hubungan dengan entitas Zionis.
“Beberapa negara bergegas untuk menormalisasi hubungan karena mereka gagal mempertahankan Perlawanan,” Mufti Suriah berbicara melalui tautan video konferensi.
Ia menyerukan persatuan di Palestina antara negara-negara Arab dan Muslim.