Internasional
Ansarullah: Yaman Memasuki Fase Baru Konfrontasi Militer
Ansarullah: Yaman Memasuki Fase Baru Konfrontasi Militer
Seorang anggota biro politik Ansarullah Yaman memperingatkan rezim Arab Saudi bahwa segala sesuatu akan berbeda dalam setiap konfrontasi militer di masa depan. Ia juga menggarisbawahi bahwa Sana’a telah mengembangkan kemampuan misil dan udaranya.
Mohammad Bukhaiti pada Minggu lalu (25/12) meyakinkan bahwa angkatan bersenjata Yaman telah mengembangkan kemampuan untuk menyerang jauh ke dalam posisi negara-negara agresi jika terjadi konfrontasi militer, dilansir Press TV, Rabu (28/12).
“Fase baru konfrontasi militer dengan Arab Saudi akan sangat berbeda dibandingkan dengan serangan sebelumnya, karena angkatan bersenjata Yaman akan menggunakan semua alat kekuasaan yang mereka miliki untuk menjalankan kekuatan melawan ancaman apa pun,” kata pejabat itu dalam sebuah wawancara dengan jaringan TV al-Mayadeen.
Ia juga mengatakan bahwa koalisi agresor yang dipimpin rezim monarki Saudi telah gagal mengajukan inisiatif apa pun yang akan memenuhi tuntutan Yaman, seraya memperingatkan bahwa jika tuntutan adil Sanaa tidak dipenuhi, maka Yaman tidak akan berpangku tangan tanpa menanggapi pengepungan, lapor al-Mayadeen.
Baca juga : Lagi, Koalisi Agresor Saudi Bombardir Yaman
Di tempat lain dalam komentarnya, Bukhaiti mengecam upaya koalisi agresor pimpinan rezim monarki Saudi untuk menabur perselisihan di tengah rakyat Yaman dengan membayar gaji sebagian kecil karyawan saja. Gaji telah ditangguhkan sejak 2016 sebagai akibat agresi rezim Saudi ke Yaman.
Pihak Yaman sendiri memgungkap kelicikan rezim monarki Riyadh dan antek-anteknya dalam melanggar gencatan senjata yang ditengahi PBB.
Menikmati dukungan senjata dan logistik dari rezim arogan AS dan negara-negara Barat lainnya, monarki Arab Saudi memimpin sekutu regionalnya, termasuk Uni Emirat Arab, dalam agresi besar-besaran dan brutal ke Yaman sejak Maret 2015. Agresi yang merupakan konspirasi internasional itu telah menewaskan puluhan ribu warga Yaman dan mengubah seluruh negara itu menjadi tempat krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Invasi dan agresi itu dimaksudkan untuk mengubah struktur pemerintahan Yaman demi mengembalikan kekuasaan mantan penguasa yang jadi boneka Riyadh dan Washington di negara miskin itu serta menghancurkan gerakan perlawanan Ansarullah. Namun, koalisi agresor yang dipimpin reziim Saudi telah gagal memenuhi seluruh tujuannya di Yaman berkat perlawanan dan kesabaran rakyat Yaman serta kelompok perlawanannya.
Baca juga : Tak Ada yang Aman di Kerajaan Saudi