Ikuti Kami Di Medsos

Artikel

#Imamah: Kemahdian

sebelumnya: Kemaksuman Para Imam

Dalam pandangan Syiah, para imam maksum berjumlah 12 orang, yang diawali dengan Imam Ali bin Abi Thalib as dan diakhiri dengan Imam Muhammad al-Mahdi af. lmam terakhir adalah imam yang kemudian hidup di dunia ini dalam keadaan gaib (tidak terlihat) dengan izin Allah dan pada akhir zaman akan muncul lagi untuk memenuhi dunia dengan keadilan dan ajaran Islam setelah sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman.[Muhammad bin Ya’qub al Kulaini, Ushul Kafi, 8/242]

Imam ke-12 adalah imam yang lahir di Samarra, Irak, pada tanggal 15 Syakban tahun 255 H, dan ia adalah putera Imam Hasan Askari as. Nama dan kuniyahnya sama dengan nama Rasulullah saw, Muhammad. Sedangkan laqab-nya antara lain al-Hujjah, al-Qa’im dan Waliyyul Asr.

Imam Mahdi as mengalami dua tahap kegaiban; yang pertama disebut ‘ghaibah syughra’ (gaib kecil) dan yang kedua disebut ‘ghaibah kubro’ (kegaiban besar). Gaib kecil dimulai sejak tahun 260 H, yakni sejak ayahandanya, Imam Hasan Askari (imam ke-11) gugur syahid, Namun, karena sejak masa kanak-kanak dan sebelum memangku imamah beliau tidak pernah terlihat banyak orang, sebagian kalangan berpendapat bahwa beliau mengalami gaib kecil sejak lahir ke dunia pada tahun 255 H. Gaib kecil ini berakhir pada tahun 329 H.

Di era gaib kecil, para pengikut Ahlulbait berhubungan dengan beliau melalui empat orang wakil khusus (naib khas] beliau: Pertama, Utsman bin Said, yang juga menjadi sahabat Imam Ali Hadi as dan Imam Hasan Askari as. Kedua, Muhammad bin Usman yang adalah putera wakil khusus pertama, dengan masa kenaiban yang berakhir pada tahun 305 H. Ketiga, Husain bin Nuh an-Nubakhti, seorang ulama terkemuka Syiah yang mengemban kenaiban hingga tahun 326 H. Dan terakhir, Ali bin Muhammad Samurra’i yang mengemban tugas kenaiban sampai tahun 329 H.

Beberapa hari menjelang wafat wakil terakhirnya, Imam Mahdi as menyampaikan pesan yang menyatakan bahwa kegaiban besar beliau sudah dimulai. Sejak itu sampai detik ini beliau mengalami gaib besar.[Ahmad bi Hasan at-Thusi, al-Ghaibah, hal.365-395; Syeikh ash-Shaduq, Kamaluddin, hal.216] Di masa gaib besar ini, para Syiah Ahlulbait dalam urusan syariat dan hukumah (pemerintahan) harus merujuk kepada para wakil umum (naib ’am) beliau, yaitu para fakih adil yang berwawasan luas.

Sesuai riwayat muktabar, keyakinan tentang kemunculan Imam Mahdi sebagai juru selamat dunia adalah keyakinan yang solid dan tak dapat disangsikan lagi. Tentang itu Rasulullah saw antara lain bersabda:

“Seandainya usia dunia tidak tersisa kecuali satu hari niscaya Allah akan memanjangkan hari itu hingga datang seorang laki-laki dari keturunanku untuk memenuhi dunia dengan keadilan sebagaimana telah dipenuhi dengan kezaliman.”

Berdasar hadis ini, keyakinan bahwa Imam Mahdi as yang merupakan pria dari keturunan Rasul Saw akan muncul dan bangkit di akhir zaman adalah keyakinan seluruh umat Islam Syiah maupun Ahlussunnah. Hanya saja, kedua mazhab ini berbeda pendapat mengenai apakah Imam Mahdi as sudah terlahir ke dunia dan hidup sampai sekarang ataukah beliau akan lahir di masa mendatang. Para ulama Syiah dan para peneliti Ahlusunah meyakini beliau sudah lahir ke dunia dari seorang ibu pada tahun 255 H serta hidup sampai sekarang namun berada dalam kondisi gaib. Sedangkan kelompok lain Ahlusunnah meyakini beliau akan lahir di masa mendatang.

bersambung……

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *