Berita
Imam Khomeini dan Soekarno, Sosok Pemimpin Anti Penindasan
Menurut anggota Fraksi DPR dari PDI Perjuangan, Dr. K.H. Jalaluddin Rahmat, M.Sc, para ulama Iran, termasuk Imam Khomeini sangat mengagumi Soekarno. Bahkan dalam kitab Wilayatul Faqih yang menjadi landasan dibangunnya Republik Islam Iran yang ditulis Imam Khomeini, satu-satunya nama tokoh dunia yang dikutip di situ adalah Presiden Soekarno.
“Imam Khomeini tak pernah menyebutkan nama tokoh selain Soekarno dalam kitab Wilayatul Faqih,” ujar lelaki yang akrab dipanggil Kang Jalal ini.
“Soekarno adalah tokoh demokrasi, tapi bukan demokrasi Barat, tapi Demokrasi Terpimpin. Soekarno sangat anti terhadap kolonialisme, dan di situ ia sangat mirip dengan Imam Khomeini yang anti Kolonialisme dan Imperialisme Amerika,” tambah Kang Jalal.
Sementara menurut Prof. H.M. Ridwan Lubis, MA dan Sayyid Syeikh Ba’its Qitaliy, filosofi perjuangan Soekarno dan Imam Khomeini dalam melawan penindasan kolonial Barat adalah untuk memanusiakan manusia.
“Soekarno dan Imam Khomeini berjuang tujuannya untuk memanusiakan manusia, dengan membebaskannya dari penjajahan,” ujar Prof. Ridwan.
Hal ini dikuatkan oleh Syeikh Ba’its, Imam Besar Ahlusunnah dari Iran yang menyebutkan bahwa Revolusi Islam Iran bukan hanya milik Syiah, tapi juga Sunni. Bahkan bukan hanya milik Islam, tapi milik semua orang yang ditindas.
“Imam Khomeini berjuang tak hanya untuk orang Iran, tapi untuk Islam seluruhnya. Terbukti Revolusi Islam Iran itu sangat berpengaruh pada dunia. Bahkan yang non-Islam pun menyambut revolusi,” ujar Syeikh Ba’its.
Perlawanan terhadap penindasan dan upaya menegakkan keadilan adalah pesan kemanusiaan. Ia melampaui batas-batas agama, ras, dan bangsa. Itulah yang diperjuangkan oleh Imam Khomeini dan Ir. Soekarno. (Muhammad/Yudhi)