Berita
Hujan Rudal di Arab Saudi dari Yaman
Setelah serangan rudal gerakan Ansarullah Yaman ke Najran (selatan Arab Saudi), biro politik dan keamanan negara ini menggelar sidang darurat pada Jumat (5/1) yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammad bin Salman yang juga menjabat menteri pertahanan Arab Saudi di Riyadh.
Ansarullah Jumat menembakkan sebuah rudal balistik jarak menengah ke Najran, Arab Saudi. Menyusul ketakutan rezim Saudi akan kekuatan rudal Ansarullah, Jumat malam rezim ini menggelar sidang darurat biro politik dan keamanan membahas isu politik dan keamanan nasional serta transformasi regional dan internasional,
Laporan terkait sidang ini menunjukkan berlanjutnya kebingungan dan kekhawatiran Al Saud akibat balasan rakyat Yaman yang dipelopori Ansarullah. Gerakan Ansarullah Yaman menyatakan, negara ini selama tahun 2017 saat membalas agresi Arab Saudi telah menembakkan 45 rudal ke wilayah Saudi dan Uni Emirat Arab beserta pos-pos militernya.
Arab Saudi dengan dukungan Amerika melancarkan serangan ke Yaman sejak Maret 2015 dan memblokade negara miskin Arab ini dari darat, laut dan udara. Mesin-mesin perang Arab Saudi dan sekutunya di Yaman hingga kini telah menewaskan dan menciderai puluhan ribu warga sipil dan memaksa jutaan lainnya mengungsi.
Berlanjutnya agresi militer ke Yaman oleh koalisi Arab Saudi dan eskalasi ancaman paceklik serta kerusakan, mendorong pasukan Ansarullah membalas agresi ini dengan serangan rudal. Serangan balasan ini telah menghancurkan prediksi Arab Saudi terkait krisis Yaman.
Transformasi Yaman dapat dianalisa mulai dari perang, kehancuran hingga balasan kepada para agresor. Yaman selama satu tahun lalu masih dilanda instabilitas dan kekacauan akibat berlanjutnya serangan koalisi Arab pimpinan Riyadh. Namun transformasi lapangan seperti eskalasi kemampuan rudal militer dan pemanfaatan kemampuan ini untuk menarget ibukota Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mendorong konstelasi Yaman memasuki babak baru.
Serangan berat koalisi Arab Saudi ke Yaman pada akhirnya memaksa pasukan Ansarullah melancarkan balasan dengan serangan rudal. Strategi militer ini memberikan pukulan serius kepada Arab Saudi. Al Saud setelah hampir tiga tahun melancarkan serangan militer ke Yaman, bukan saja gagal meraih target yang mereka canangkan, bahkan konfrontasi dengan Ansarullah merembet ke wilayah Arab Saudi sendiri. Tentu saja hal ini membahayakan keamanan warga Arab Saudi.
Agresi Arab Saudi ke Yaman terjadi di saat Riyadh mendekati kekalahan total akibat resistensi rakyat Yaman dan balasan telak Yaman kepada Ryadh kian membuat petinggi negara petro dolar ini kian kebingungan.
Terkait hal ini, Abdul Bari Atwan, redaktur Koran Rai al-Youm di artikelnya menulis, sejak tiga ribu tahun lalu hingga kini tidak ada kekuatan imperialis yang mampu menaklukkan Yaman dan keluar dari negara ini dengan kemenangan. Arab Saudi dengan agresi militernya juga tidak terkecuali dari kondisi ini.
Arab Saudi yang menyerang Yaman sejak 26 Maret 2015 berharap perang ini cepat berakhir dan dengan mengalahkan gerakan rakyat Ansarullah serta mengembalikan Abd Rabbu Mansur Hadi ke tampuk kekuasaan, Riyadh akan mampu mengakhiri perang yang dikobarkannya. Namun ternyata perang tidak cepat berakhir dan praktisnya konstelasi perang ini sepenuhnya merugikan Arab Saudi serta kekalahan total negara ini mulai tampak. (Parstoday)