Artikel
Hindari Malas Jika Tidak Ingin Fakir!
Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib as, setelah hijrah ke Madinah, di setiap usai perang atau setelah mengikuti majelis Rasulullah Saw. beliau pergi ke kebun untuk menanam atau mengurus tanaman di sana. Beliau mencangkul, menabur benih, memupuk, dan mengurus tanaman-tanaman. Pada akhirnya usaha beliau menumbuhkan hasil. Kebun tersebut menjadi hijau dan pohon-pohon kurma di kebun tersebut berbuah banyak. (110 Kisah Hidup Dari Imam Ali as, hal 11)
Dari cerita di atas, kita bisa melihat bahwa Imam Ali bin Abi Thalib a.s., walaupun beliau adalah seorang Imam akan tetapi ia berusaha, berupaya, bekerja keras dengan tangannya sendiri dan tidak bermalas-malasan. Lalu bagaimana dengan kita yang mengaku sebagai pengikut beliau yang kadang masih sering berpangku tangan dan bermalas-malasan?
Tentang rasa malas itu sendiri Imam Ali as berkata: “Sesungguhnya segala sesuatu itu berpasangan dan rasa malas berpasangan dengan ketidakmampuan. Lalu dari kedua sifat ini melahirkan kefakiran.” (Al-Kafi, jild 5, hal 86)
Selain kefakiran, efek lain yang dihasilkan dari rasa malas adalah rasa berat dan enggan untuk berbuat kebaikan. Bagaimana tidak? Melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri saja enggan mengerjakan apalagi untuk orang lain. Padahal, senantiasa berbuat kebaikan adalah salah satu hal yang diperintahkan Allah Swt. dalam al-Quran surah An-Nahl, ayat 90:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسان
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) untuk berlaku adil dan berbuat kebaikan.”
Ketika masyarakat Islam sadar akan pentingnya menghindari dari rasa malas, kemudian mampu mengubahnya dengan melakukan berbagai macam pekerjaaan yang berguna bagi orang lain atau minimal untuk dirinya sendiri, maka saat itu kebahagiaan dalam tubuh masyarakat Islam akan terwujud. Dengan kesadaran seperti itulah akan muncul prinsip untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri dan tidak merepotkan orang lain. Bahkan pada tataran yang lebih tinggi, masyarakat Islam akan berlomba-lomba dan berusaha melakukan kebaikan dan menciptakan kebahagiaan pada yang lainnya. (Sutia/MZ)