Berita
Hasil Konferensi Wilayah NU Ke-15 Sulawesi Tengah
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah Zulkifli Tahir ditetapkan sebagai Ketua Tanfidziyah atau Ketua Pelaksana Harian Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sulawesi Tengah periode 2015-2020 pada Konferensi Wilayah NU di Asrama Haji Transit Palu, Ahad, 1 Februari 2015.
Sementara Rais Syuriah atau Ketua Dewan Syuro dipercayakan kepada Jamaluddin Mariajang. Jamaluddin yang juga pengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako ini adalah mantan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Alkhairaat, organisasi massa Islam berbasis Kawasan Timur Indonesia yang berpusat di Palu, Sulawesi Tengah.
Konferensi Wilayah NU ke-15 Sulawesi Tengah diawali dengan tahap penjaringan bakal calon, baik Ketua Tanfidziyah maupun Rais Syuriah. Saat penjaringan bakal calon Ketua Tanfidziyah, muncul tiga nama, yakni Zulkifli Tahir 7 suara, Abdullah Latopada (Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Maluku Utara) 5 suara serta Nasruddin L Midu (Pejabat Eselon III Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulteng) dengan 2 suara.
Dua peraih suara terbanyak, masing-masing Zulkifli Tahir dan Abdullah Latopada – keduanya Wakil Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama Sulawesi Tengah periode 2010-2015– kemudian lolos seleksi berikutnya untuk memperebutkan 11 suara. Zulkifli pada akhirnya terpilih setelah unggul 6 suara atas Abdullah Latopada.
Sementara itu pada pemilihan Rais Syuriah PWNU Sulawesi Tengah, ada empat orang bakal calon yang menyatakan maju. Mohsen Alaydrus, mantan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah sekaligus Ketua Tanfidziyah PWNU Sulawesi Tengah periode 2010-2015 meraih 6 suara dan Prof Dr Zainal Abidin MAg, Ketua Pengurus Cabang NU Kota Palu yang juga Rektor Institut Agama Islam Negeri Palu mengumpulkan 5 suara. Sementara Husen Habibu, ulama sekaligus Sekretaris Kabupaten Sigi dalam tahap penjaringan mendapatkan 1 suara serta Jamaluddin Mariajang dengan 4 suara.
Setelah proses penjaringan dilakukan, dua nama menyatakan mundur sebagai calon yakni Mohsen dan Zainal Abidin. Peserta konferensi secara aklamasi kemudian menetapkan pilihan kepada Jamaluddin Mariajang sebagai Rais Syuriah PWNU Sulawesi Tengah lima tahun ke depan.
Ketua panitia pelaksana Konferensi Wilayah Muhtadin Dg Mustafa menambahkan masing-masing pengurus cabang di 11 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah memiliki satu suara, ditambah satu suara sah dari perwakilan pengurus wilayah. Dalam konferensi kali ini, wakil dari Kabupaten Parigi Moutong tidak bisa memberikan suaranya karena surat keputusan (SK) kepengurusannya telah berakhir sebelum konferensi dilaksanakan.
Muhtadin yang juga dosen pada IAIN Palu mengharapkan segala keputusan Konferensi Wilayah memberikan inspirasi dan stimulasi bagi persentuhan pemikiran-pemikiran progresif konstruktif yang dapat mengkristal pada terjadinya kesepakatan jemaah bagi pengembangan dan kemajuan Nahdlatul Ulama. “Dalam konteks itulah mari secara bersama-sama kita telaah dan kritisi dengan berpatokan pada kaidah almuhafadhatu ‘alal qadimis saleh wal akhdzu bil jadidil aslahi, yakni memelihara nilai-nilai lama yang dianggap baik dan menerima nilai-nilai terbaru yang dianggap lebih baik tanpa harus menghilangkan yang lama,” jelasnya.
NU yang berarti Kebangkitan Ulama adalah organisasi Islam dengan massa terbesar di Indonesia. Organisasi yang bergerak di bidang dakwah, sosial, pendidikan dan ekonomi ini didirikan pada 31 Januari 1926. (Indar/Yudhi)