Berita
Hadiah Imam Hasan dan Seorang Fakir
Suatu hari, seorang fakir miskin mendatangi Imam Hasan bin Ali as dan mengeluhkan kondisinya. Kebetulan, pada hari itu Imam as tak memiliki apapun untuk diberikan. Masalahnya pun menjadi rumit. Tapi beliau merasa malu untuk menolak permintaan si fakir.
Beliau kemudian berkata, “Aku akan menunjukkanmu sesuatu yang mendatangkan kebaikan bagimu.”
“Wahai putra Rasulullah, apakah itu?” tanya si fakir.
“Pergilah ke Khalifah. Putrinya meninggal dunia dan ia merasa berduka karenanya. Ia belum mendengar ungkapan belasungkawa mendalam dari seorang pun. Muliakanlah ia dengan ungkapan belasungkawa ini, yang akan mendatangkan kebaikan bagimu.”
Orang fakir itu berkata, “Wahai putra Rasulullah, jadikanlah aku hafal ungkapan itu!”
Beliau berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menutupinya (putrimu) dengan duduknya engkau di atas kuburnya, dan Dia tidak mencabik-cabiknya dengan duduknya ia di atas kuburmu (maksudnya, kalau engkau meninggal lebih dulu, anakmu akan ditinggal dalam keadaan yatim dan tanpa perlindungan orang tuanya).”
Orang fakir itu menghafal kata-kata beliau dan bergegas mendatangi sang khalifah. Lalu ia berbelasungkawa dengan kata-kata itu, hingga hilang kesedihan sang khalifah.
Selanjutnya, sang khalifah memerintahkan prajuritnya untuk memberinya hadiah. Kahlifah bertanya kepadanya, “Apakah itu kata-katamu sendiri?”
“Bukan, itu kata-kata Imam Hasan as,” jawab si fakir.
“Engkau benar. Sesungguhnya ia adalah khazanah kata-kata yang fasih,” kata sang khalifah.
Lalu khalifah memberikan hadian lain kepada si fakir.
Imam Hasan Mujtaba as memberikan bantuannya pada si fakir miskin sebelum mereka mengungkapkan keperluannya. Ini menunjukkan kesempurnaan tawadhu beliau.
*Tim TABWA, Teladan Abadi Imam Hasan al-Mujtaba