Berita
Habib Rizieq: ‘AHLUS SUNNAH’ itu Tidak Mudah Mengkafirkan
Jakarta, 16 Ramadhan 1434/24 Juli 2013 (MINA) – Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shihab, mengatakan bahwa Islam tidak mengajarkan untuk mudah mengatakan kafir pada kelompok natau mazhab tertentu.
“Islam tidak mengajarkan untuk mudah mengatakan kafir pada kelompok atau mazhab tertentu. Jangan mudah mengatakan Murji’ah itu kafir, Mu’tazilah itu kafir, Wahabi kafir, Syiah kafir, dan seterusnya. Hal tersebut bukan ajaran ahlus sunnah wal jamaah,” kata ulama kharismatik yang sering disapa Habib Rizieq kepada Mi’raj News Agency (MINA), Ahad (21/7).
Menurut Rizieq, ia tidak pernah membenarkan perang antar mazhab dengan alasan apa pun dan tidak setuju jika kalangan ahlus sunnah mudah saling mengkafirkan.
“Dalam ajaran Islam ada istilah ‘mutakfiri ahlul kiblat’, yaitu tidak boleh sembarangan mengkafirkan ‘ahlul kiblat’,” jelas Habib Rizieq.
Dia mengungkapkan, FPI tetap pada jalur ‘ahlus sunnah wal jamaah’ khususnya dalam aqidah asy’ariyah dan mazhab syafi’i dan tidak akan mudah mengkafirkan kelompok mazhab mana pun, kecuali yang sudah ‘kufrun bawwah’, contohnya seperti ahmadiyah, yang telah meyakini ada nabi setelah Muhammad SAW..
“Pemahaman Ahmadiyah tersebut jelas salah, dan silahkan kalau mau dikafirkan, itu pun kita tetap wajib untuk dakwah agar mereka kembali kepada Islam”, jelas Rizieq.
FPI bangun Masjid di Kampung Ahmadiyah
Habib Rizieq juga menyatakan jika FPI tidak sembarangan dalam menyatakan perang pada kelompok-kelompok yang menyimpang dari ajaran agama Islam.
“Tidak benar, jika FPI menganjurkan membunuh Ahmadiyah, ada saat kita harus perang, dan ada saat kita harus dakwah, ungkapan pada saat FPI berperang, jangan dijadikan dalil bahwa itu sikap final FPI”, tegas Rizieq.
Dalam usaha merangkul ahmadiyah, FPI membangun sebuah masjid dengan nama masjid Al-Aqsha ditengah kampung Ahmadiyah di Tasikmalaya, di mana kurang lebih ada 5000 orang Ahmadiyah. Usaha tersebut sudah tiga tahun berjalan dan sebanyak 720 anggota Ahmadiyah telah masuk Islam.
“Kita bertekad mengembalikan mereka semua ke jalan Allah, akan tetapi kita tidak bisa memberi mereka petunjuk, bahkan untuk diri sendiri pun kita tidak mampu, kecuali dengan pertolongan dan kekuatan Allah SWT.,” tambahnya. (L/P015/P01/P02)
Mi’raj News Agency (MINA)