Berita
Giri Suprapdiono: Nasionalisme Cegah Korupsi
Berada di peringkat 107 dari 175 negara terkorup di dunia, Indonesia masih memiliki PR panjang dalam pemberantasan korupsi. Di sinilah, peran pemuda-pemuda terbaik bangsa berada. Sebagai agen perubahan dan generasi penerus untuk memberantas korupsi.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Gratifikasi KPK, Giri Suprapdiono di hadapan mahasiswa Universitas Indonesia yang hadir pada acara Diskusi Musikalisasi Anti Korupsi yang diadakan oleh Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) di kampus UI, Kamis (5/12).
“Kalian, pemuda-pemuda terbaik bangsa harus masuk KPK untuk ikut berantas korupsi!” ujar Giri. “Koruptor sekarang itu pintar-pintar. Kita butuh pemuda-pemuda terbaik yang cerdas, yang pergaulannya luas, yang multi talenta untuk bisa menangkap mereka.”
Natalia Soebagjo, Ketua Harian BHACA yang juga hadir di acara ini pun menegaskan peran penting pemuda dalam memberantas korupsi. BHACA sendiri hadir menurutnya untuk mengingatkan kepada bangsa bahwa masih ada tokoh-tokoh yang berintegritas dan anti korupsi seperti Bung Hatta.
“Kita ingin supaya anak-anak muda kita memiliki teladan, ada role model yang bisa dicontoh,” terang Natalia. “Bung Hatta adalah politikus nasionalis yang dari usia muda sudah berjuang untuk kemerdekaan kita. Kita ingin agar dari ruang-ruang seperti ini muncul Bung Hatta-Bung Hatta yang baru.”
Nasionalisme Cegah Korupsi, Cegah Imperialisme
Saat mempresentasikan kinerja KPK dalam upaya pemberantasan korupsi ini, Giri berpesan agar para pemuda jangan memandang kesuksesan hanya dari nilai materil belaka. Karena itu adalah sumber dari sikap korup. Ia juga menyampaikan bahwa melawan korupsi itu bisa dengan banyak cara. Tak melulu hanya dengan jalan hukum.
“Melawan korupsi jangan datar-datar saja,” pesan Giri. “Melawan korupsi itu butuh seni juga. Seperti halnya teman-teman Simponi ini, yang melawan korupsi dengan musiknya. Seperti Sunan Kalijogo, kita lakukan apa yang bisa kita lakukan untuk melawan korupsi.”
Menurut Giri, untuk mencegah korupsi yang pertama harus ditanamkan kepada masyarakat adalah rasa nasionalisme yang kuat. “Pemberantasan korupsi tak akan terjadi tanpa nasionalisme. Karena korupsilah yg merusak negara ini,” ujar Giri. “Hanya nasionalisme yang bisa menyelamatkan negara ini.”
Lebih lanjut Giri menegaskan, dengan nasionalisme yang kuat inilah, bangsa Indonesia bisa bertahan dari penjajahan tak kasat mata dalam bentuk imperialisme, kolonialisme, dan globalisasi.
“Membicarakan nasionalisme adalah bagaimana bisa menegakkan keadilan sosial, dan kesejahteraan. Imperialisme menciptakan ketergantungan-ketergantungan secara ekonomi. Menguasai aset-aset bangsa. Dan pada akhirnya akan menguasai hajat hidup orang banyak,” terang Giri.
“Solusinya satu. Kita harus lebih waspada dan makin mencintai negeri ini. Kita harus membangun nasionalisme yang kuat terhadap negeri ini,” pungkas Giri. (Muhammad/Yudhi)