Berita
FKUB Jateng: Jangan Ada Lagi Kekerasan Mengatasnamakan Agama
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah bekerjasama dengan Ponpes Darut Taqrib (DATA) Jepara menggelar kegiatan Silaturahmi Kebhinekaan pada hari Selasa, 25 Agustus lalu di Aula Ponpes Darut Taqrib. Acara itu dihadiri ratusan warga, termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat di kota Jepara dan Jawa Tengah.
Silaturahmi yang mengangkat tema “Memperkokoh Kerukunan Menuju Kejayaan dan Kesejahteraan di Masa Depan” itu dihadiri Ketua FKUB Jepara, Dr. KH Mashudi, M.Ag yang juga ketua MUI Jepara, Ketua FKUB Jateng Drs. KH. Taslim Sahlan, M.Si, Bupati Jepara H Dian Kristiandai S.Sos, Kapolres Jepara AKBP. Nuryanto Dwi Nugroho S.Ik, MH, dan Dandim 0719/Jepara Letkol Arm. Suharyanto S.Sos. Ikut hadir pula perwakilan lima penganut agama resmi dan empat penganut kepercayaan, termasuk LSM Gusdurian, Pelita, dan Elsa.
Dalam sambutannya, Ketua FKUB Jawa Tengah, KH Taslim Sahlan meminta tak ada lagi aksi kekerasan mengatasnamakan agama. Ia juga menginginkan Jawa Tengah terjaga dari sikap intoleransi, terutama pasca-kejadian aksi kekerasan di Solo beberapa waktu lalu.
“Harus saling memperkuat dan memperekat kebangsaan. Misalnya, Nahdlatul Ulama (NU) dengan ke-NU-annya, Syiah dengan ke-Syiah-annya, dan tetap menjadi bagian dari warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan bangsa Indonesia,” imbuh KH Taslim Sahlan.
Menurut KH Taslim, semua elemen bangsa, apapun agama dan keyakinannya, harus saling menghormati dan mengayomi.
“Perbedaan yang ada jangan menjadi hambatan untuk bersatu, tapi justru saling menguatkan, menjalin keharmonisan bersama,” ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Darut Taqrib, Ust. Miqdad Turkan mengapresiasi kegiatan silaturahmi kebhinnekaan tersebut. Menurut beliau, kekerasan yang mengatasnamakan agama merupakan penyebab terjadinya sikap intoleransi yang membawa nama Tuhan.
Di sisi lain, berdirinya negara Indonesia tidak diperuntukkan hanya untuk satu kelompok tertentu. Budaya dan adat istiadatnya menjadi salah satu modal dasar berdirinya kemerdekaan tersebut.
”Kita adalah sama. Sama seperti manusia lainnya dalam persaudaraan kemanusiaan,” lanjutnya.
Ketua FKUB Jepara, KH Mashudi, mengatakan bahwa kerukunan dapat dimulai dengan komunikasi dan silaturahmi. Selain itu, keragaman Indonesia merupakan suatu kenicayaan. Menurutnya, bangsa yang besar ini tidak boleh dicabik-cabik oleh segelintir orang yang tidak jelas siapa pemesannya dan apa pesanannya.
“Kita tidak dapat hidup sendiri, harus rukun dan toleran. Di Jepara tidak boleh ada darah tercecer sia-sia. Ini pembelajaran penting dalam toleransi sampai akhir hayat nanti,” ujarnya. (Darut Taqrib /Suara Merdeka)