Connect with us

Berita

Fitnah Dunia Islam dan Peran Ulama

Muncul pada hari-hari ini di Timur Tengah sejumlah gerakan berturut-turut dimulai dari Tunisia yang menyebabkan jatuhnya sang presiden, lalu di Mesir dan tumbangnya presiden, kemudian terjadi di Yaman yang memakan waktu lama sehingga menyebabkan intervensi negara-negara Dewan Kerjasama Teluk, dan kemudian disepakati pengunduran diri presiden dan kekuasaan dilanjutkan oleh Presiden Al Hadi.

Di Libya, yang kasusnya juga berlarut-larut, dan saat itu menjadi bahan ejekan dan hasutan dari Presiden Muammar Gaddafi serta intervensi dari Barat dan Qatar dan negara-negara lain, dan gerakan itu menjalar ke tempat lain sampai ke Syria apa yang mereka sebut dengan Musim Semi Arab (Arab Spring), lalu Gaddafi pun terbunuh. Namun hal ini tidaklah mengakhiri masalah bahkan menjadi lebih buruk dan terus memburuk meninggalkan banyak orang mati dan pengungsi, ditambah lagi kehancuran massal dan tersebarnya rasa kebencian.

Dari hal di atas kita mencatat dua hal: Hal pertama menyangkut peran media, terutama sekali stasiun televisi Al-Jazeera dan Al- Arabiyya, yang peran mereka tidak terbatas pada penyebaran fakta-fakta apa yang terjadi, bahkan beralih perannya untuk mengarahkan dan menciptakan peristiwa, dan mengharuskan stasiun televisi dan saluran-saluran yang mengikutinya untuk menguasai seni berbohong, berlebihan dalam menyampaikan serta fabrikasi berita.

Dan peran dua saluran televisi berubah menjadi industri berita. Yang membuat orang Arab dan mereka yang mengikuti saluran ini terpengaruh terhadap apa yang disampaikan oleh saluran-saluran itu. Tampaknya pihak-pihak yang dimaksud telah mempercayakan kepada dua saluran ini untuk memimpin gerakan tersebut atas nama media tertentu.

Hal kedua adalah bahwa sebahagian tokoh-tokoh agama sebelumnya telah banyak disorot dan diberi posisi istimewa, ditambah pula orang-orang yang menempuh cara ini dari para sheikh/tetua (saya tidak mengatakan ilmuwan) berkontribusi dalam mempengaruhi publik dan mengarahkan peristiwa-peristiwa tersebut. Bahkan salah satu dari mereka meneriakkan hasutan untuk membunuhnya; dan mengeluarkan fatwa untuk membunuh orang lain. Apa yang terjadi sebagai akibat dari itu?

Para pemberontak itu tidak mencapai tujuan mereka, akan tetapi mereka yang telah merancang hal tersebut telah mendapatkan sebagian target yang mereka tuju. Yaitu terjadinya kekacauan di wilayah ini dan menjadi rebutan dan santapan lezat mereka yang  rakus dan tamak.

Saya berdiri disini bukan untuk menceritakan tragedi yang menyedihkan/memilukan. Saya hanya ingin -melalui keterangan ini- menjelaskan tanggungjawab seorang ‘Aalim yang bertaqwa kepada Allah Ta’ala dan sikapnya terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi. Terutama sekali ketika ia melihat pertumpahan darah dan kerusakan yang luas, dan perpindahan jutaan orang dari rumah dan desa mereka, serta mereka kehilangan tempat tinggal, makanan, minuman dan pakaian. Lalu dirampas rasa aman dari mereka. Ditambah lagi penistaan kehormatan dan harga diri serta eksploitasi kebutuhan oleh orang-orang yang tidak bermoral dan tidak memeiliki hati nurani dan bersukacita dalam kubangan fitnah ini.

Sungguh, beberapa tokoh ilmu kebanggaan umat telah jatuh ke dalam fitnah ini, menjadi penyebab banyak masyarakat tersesat jalan. Dan mereka ikut menjadi sebab terjadinya kekacauan ini yang mereka sebut sebagai jihad, padahal mereka adalah korban yang disebabkan kesesatan dan ketertipuan mereka sendiri.

Agar mereka bisa menempuh cara tersebut, mereka melandaskannya kepada beberapa hal. Pertama, mengkafirkan orang-orang yang berbeda (pendapat) dengan mereka, sebagaimana kaum khawarij mengkafirkan orang banyak dan menghalalkan darah mereka.

Kedua, menghembuskan problem pemilahan sectarian, yang juga berakhir dengan pengkafiran sekte yang berbeda. Kemudian seruan untuk memerangi mereka yang akan mengakibatkan perang saudara yang memanas.

Ketiga, dalam rangka untuk mencari jalan pintas dan mencari sutradara pertikaian ini, mereka menuduh para ulama yang konsisten (istiqomah) dengan berbagai macam tuduhan keji agar umat hilang kepercayaan. Dan mereka tidak ragu-ragu untuk memfitnah mereka dengan banyak kebohongan, dan mengejek mereka sebagai bentuk penghancuran karakter dan figur yang bisa mengembalikan situasi kepada takarannya dan dapat mengklarifikasi fakta.

Hal ini sengaja dibuat agar umat kehilangan kepercayaan terhadap ulamanya dan hilang pula sopan santun terhadap para pemimpin dan orang-orang sholeh. Menjadikan mereka semakin jauh dari sisi kebenaran ditengah-tengah badai perbedaan yang menghantam. Bahkan, mereka ikut menghasut untuk membunuh para ulama tersebut.

Peran Institusi dan Ilmuwan di Tengah Perselisihan

Jika sebahagian ilmuwan kebanggaan merupakan bagian dari provokator dan promotor yang telah menyesatkan banyak masyarakat, maka para ulama yang mukhlishin yang harus meluruskan, dan menjaga agar tidak terjadi pertumpahan darah, dan mengawal rambu-rambu kebenaran.

Saya ingin katakan: seluruh ulama memiliki tanggung jawab menjelaskan dan memunculkan kebenaran, dan memberikan nasehat kepada umat serta menjelaskan hukum serta sikap yang benar terhadap setiap peristiwa dan kejadian. Dan jangan ragu untuk memikul tanggung jawab ini, karena ancaman terhadap kehancuran bangsa dan membuat agama yang benar ini menjadi jelek dan terdistorsi merupakan hal yang sudah dirancang oleh musuh-musuh Islam, dan mereka memperalat para ilmuwan untuk mencapai tujuannya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran: “Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul dan para pemimpin di antara kalian. Dan jika kalian berselisih paham akan suatu hal, maka kembalikanlah (merujuklah) kepada Allah dan Rasul-Nya, jika Anda beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu (adalah) lebih baik dan sebaik-baik tempat kembali (An-Nisa: 59) , yakni Allah Taala telah memerintahkan kita — ketika terjadi perbedaan- untuk kembali kepada apa yang telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an dan Nabi Muhammad Saw yang mulia dalam sunnahnya. Dan Dia Allah tidak pernah menyerahkan (penyelesaiannya) kepada hawa nafsu dan fanatisme buta.

Sesungguhnya fenomena yang disebut (Arab Spring/Musim Semi Arab) tidak lain hanyalah membuka jalan bagi munculnya kelompok-kelompok radikal yang menebar teror pembunuhan dan perusakan atas nama Islam.

Oleh karena itu, pengakuan beberapa pihak yang mengatakan bahwa mereka berjuang memerangi kelompok-kelompok teroris, bagi saya merupakan sikap bersikeras untuk tetap pada kesalahan pertama, dengan cara menyulut api fitnah dan memancing kekacauan, sebagai bentuk pelaksanaan langkah-langkah Free Masonry Internasional/Global, yang disebut oleh Rice dengan ‘kekacauan kreatif’.

Situasi ini mengharuskan para ilmuwan untuk melakukan peran dan tanggungjawab yang telah dipercayakan Allah Ta’ala kepada mereka, baik dari sisi amar ma’ruf nahyi munkar, atau dari sisi dakwah kepada Allah dengan cara yang bijaksana dan nasihat yang baik, atau dari sisi menjelaskan kebenaran dan menghapus kebingungan/kecauan pikiran yang menimpa pikiran orang-orang yang mengetahuinya.

Sungguh diamnya seorang ‘Aalim atas apa yang terjadi merupakan suatu kekurangan dan menyembunyikan kebenaran, dan merupakan salah satu sebab terus berlakunya kebathilan. Dan hal itu tidak pantas terjadi kecuali jika seseorang itu takut untuk melawan kebathilan. Atau barangkali dia termasuk orang-orang yang disifati oleh Allah SWT dalam firman-Nya: (dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam Keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata) Al-Hajj: 11.

Dan selayaknyalah seorang ‘Aalim memiliki sifat sebagaimana firman-Nya: (… dan akan Allah datangkan kaum yang Dia cinta mereka dan mereka juga mencintai-NYA. Mereka lemah lembut terhadap orang mukmin dan keras terhadap orang kafir. Mereka berjuang di jalan Allah dan tidak takut siapa pun yang mencela mereka. Demikian itulah karunia Allah yang Dia berikan kepada siapa saja yang IA kehendaki. Dan Allah Maha Luas (pemberiannya) lagi Maha Mengetahui) al-Maaidah: 54.

Seorang ‘Aalim harus cemburu jika hilang rambu-rambu kebenaran dan khawatir jika umat tersesat. takut jika terjadi perselisihan dan konsekuensinya … dari pertumpahan darah, kehancuran, dan perpindahan. Bukan ini yang telah terjadi?

Ini merupakan perbuatan dari sekelompok pemilik ilmu serta para ilmuwan yang rela menjadi alat menebar fitnah dan menjadi pengawalnya karena rakus dengan godaan keserakahan atau dengki pada orang-orang yang melihat mereka sebagai pesaing bagi mereka atau iri atas apa yang mereka dapatkan dari penerimaan di seluruh bumi.

Sesungguhnya hal yang lebih berbahaya dan lebih mengkhawatirkan lagi yaitu merajalelanya hawa nafsu pribadi di tengah-tengah masyarakat. Ini terkait dengan masa depan bangsa dan pernyataan kebenaran yang telah ternoda oleh gerakan-gerakan ini …Ini juga terkait dengan kewajiban untuk menjelaskan dan tidak menyembunyikan kebenaran.

Bukan kah Allah telah berfiman dalam kitab-Nya: dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya,” lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima) Ali Imran: 187. Dan bukan kah Allah telah mengingatkan para ulama tentang menyembunyikan kebenaran dengan firman-Nya: ((Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila’nati Allah dan dila’nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela’nati)) al-Baqarah: 159.

Syekh Taufiq Ramadhan al-Buthi
Penulis adalah Ketua Persatuan Ulama Suriah, Dekan Fakultas Syariah Universitas Damaskus, Putra Sayyid Muhammad Said Ramadhan al-Buthi.

*) Makalah ini disampaikan dalam Seminar Internasional ‘Peran Ulama dalam Meredam Krisis Politik dan Ideologi di Timur Tengah’ yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Suriah Indonesia (Al-Syami), Kamis (10/3/2016) di Gedung Pascasarjana UI Salemba Jakarta. Disalin dari NU Online.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Internasional

Drone Hizbullah Serang Markas Zionis di Tel Aviv

Drone Hizbullah Serang Markas Zionis di Tel Aviv

Ahlulbaitindonesia.or.id – Menurut laporan jaringan Shahab yang mengutip IRNA, Hizbullah menyatakan bahwa Muqawama Islam melancarkan serangan untuk mendukung rakyat Palestina di Jalur Gaza serta mempertahankan Lebanon dan warganya. Dalam operasi bertajuk “Khaibar” dengan kode “Ya Nasrallah,” pada Rabu (13/11) siang, Hizbullah untuk pertama kalinya mengirim skuadron drone bersenjata khusus untuk menyerang pangkalan Kirya di Tel Aviv.

Dilansir Parstoday, dalam pernyataannya, Hizbullah mengklaim bahwa serangan menggunakan drone kamikaze tersebut tepat mengenai sasaran.

Baca juga : Serangan Drone Irak Guncang Wilayah Pendudukan Rezim Zionis

Pangkalan Kirya, menurut Hizbullah, adalah pusat komando Kementerian Pertahanan, Staf Umum Militer, ruang komando perang, serta pusat kendali dan pengawasan militer angkatan udara rezim zionis.

Sebagai bagian dari operasi Khaibar, Hizbullah juga menyatakan telah menargetkan basis militer “Amos” milik rezim zionis, yaitu pusat sistem transportasi di wilayah utara, yang berlokasi di sebelah barat kota Afula, sekitar 55 kilometer dari perbatasan Lebanon. Serangan ini dilakukan dengan drone presisi.

Sejak 23 September 2024, militer zionis telah melancarkan serangan besar-besaran ke berbagai wilayah di Lebanon selatan, yang hingga kini masih berlangsung. Berdasarkan laporan terbaru dari Kementerian Kesehatan Lebanon, agresi ini telah menewaskan lebih dari 3.234 warga dan melukai lebih dari 14.000 orang.

Menanggapi serangan terhadap warga sipil Lebanon, Hizbullah telah melancarkan serangkaian operasi balasan terhadap posisi-posisi dan distrik zionis di wilayah utara Palestina yang diduduki.

Baca juga : Yaman Serang Pangkalan Zionis dengan Rudal Hipersonik

Continue Reading

Nasional

Kapolri Apresiasi Brimob-Densus: 181 Teroris Ditangkap!

Densus 88 Sebut 181 Lembaga Nonprofit Terkait Kelompok Teroris

Ahlulbaitindonesia.or.id – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan apresiasi tinggi atas sinergi apik antara Brimob dan Densus 88 dalam menghalau ancaman terorisme di Indonesia. Dalam setahun terakhir, kolaborasi ini berhasil membekuk 181 terduga teroris, sebuah pencapaian yang patut diacungi jempol.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Jenderal Sigit dalam perayaan HUT Ke-79 Korps Brimob Polri di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Kamis (14/11) dilansir Detiknews. Dalam sambutannya, ia menegaskan peran krusial Brimob dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

“Peran Brimob sangat penting dalam menjaga Kamtibmas. Kehadiran mereka yang selalu siap dan sigap menjadi andalan dalam menjaga keamanan,” ujar Jenderal Sigit.

Baca juga : Menag Tegaskan Aturan Ketat Tangkal Pelecehan di Pesantren

Ia juga menyoroti kolaborasi Brimob dengan Densus 88 yang sukses menekan angka terorisme sepanjang tahun 2023 hingga 2024. Melalui kerjasama ini, sebanyak 181 tersangka teroris berhasil diamankan, yang menunjukkan efektivitas operasi gabungan antara dua unit elit Polri tersebut.

“Terima kasih kepada rekan-rekan Brimob atas kolaborasi bersama Densus. Selama satu tahun ini, kita berhasil mengamankan 181 tersangka teroris. Ini bukti nyata komitmen kita melawan teror,” jelasnya.

Lebih lanjut, Jenderal Sigit menekankan bahwa Presiden Prabowo memberikan instruksi jelas untuk mencegah segala bentuk ledakan, sekecil apapun. Dengan prinsip *zero crime*, Polri melaksanakan tindakan preventif secara tegas, memastikan keamanan dengan bukti-bukti yang kuat di lapangan.

“Instruksi Bapak Presiden adalah zero crime, tidak boleh ada ledakan sekecil apapun. Ini membuat kita harus menerapkan *preventive strike*, mengantisipasi potensi ancaman dengan bukti yang cukup. Alhamdulillah, dukungan dan peran Brimob sangat besar dalam hal ini,” pungkas Jenderal Sigit.

Baca juga : Pengamat: Terorisme Masih Jadi Ancaman Serius!

Continue Reading

Internasional

Serangan Drone Irak Guncang Wilayah Pendudukan Rezim Zionis

Serangan Drone Irak Guncang Wilayah Pendudukan Rezim Zionis

Ahlulbaitindonesia.or.id – Langit di wilayah Palestina yang diduduki tampak suram saat deru drone membelah udara, membawa pesan perlawanan dari tanah Irak. Serangkaian serangan yang dilancarkan oleh Resistensi Irak menyasar beberapa titik strategis, memulai babak baru dalam perjuangan panjang mereka. Dalam pengumuman pada hari Rabu (13/11), kelompok tersebut menyatakan bahwa operasi pertama berhasil menghantam target di pusat wilayah pendudukan, sementara serangan kedua mengarah ke target di bagian utara.

Baca juga : Yaman Serang Pangkalan Zionis dengan Rudal Hipersonik

Dilansir al-Manar, Kelompok itu menjelaskan bahwa serangan-serangan ini merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan mereka untuk melawan pendudukan dan menyuarakan dukungan bagi rakyat Palestina serta Lebanon. Di hari yang sama, para pejuang perlawanan Irak memastikan bahwa mereka telah menargetkan lokasi vital di wilayah utara yang diduduki menggunakan drone, dengan latar belakang kekejaman yang disebut mereka sebagai “pembantaian terhadap warga sipil” oleh pihak pendudukan.

“Operasi kami untuk menghancurkan benteng musuh akan terus meningkat,” tegas kelompok itu.

Sebelumnya, pada Selasa dini hari, mereka melaporkan serangan drone lainnya yang mengincar target militer di wilayah selatan yang diduduki. Kelompok tersebut juga mengaku bertanggung jawab atas dua serangan drone terpisah di target militer di utara wilayah pendudukan di waktu fajar.

Dengan penuh keteguhan, Resistensi Irak berjanji akan meningkatkan intensitas serangan mereka, membawa pesan bahwa perlawanan akan terus berlanjut dan benteng-benteng musuh akan menjadi sasaran berikutnya.

Baca juga : Tank Merkava Hancur, 4 Tentara zionis Tewas di Gaza

Continue Reading

Trending