Berita
Festival Desa: Kampanyekan Ragam Produk Pedesaan Di Perkotaan
Jumat (24/10) sore, di Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta Selatan, beberapa pekerja sibuk membuat gubuk bambu, lengkap dengan ikatan model anyaman, menonjolkan nuansa pedesaan. Di tepi jalan, spanduk bertuliskan ‘Festival Desa’ sudah terpajang dengan tiang penyangga yang juga berupa batangan bambu.
Ya, mereka sedang mempersiapkan acara Festival Desa yang akan diselenggarakan keesokan harinya, Sabtu (25/10).
Ida, salah satu panitia penyelenggara sekaligus mewakili Perkumpulan Indonesia Berseru, menjelaskan beberapa hal terkait Festifal Desa itu kepada ABI Press.
“Ini merupakan sebuah bentuk kampanye, untuk mempertemukan orang desa, para petani dengan orang kota,” tuturnya.
Menurut Ida, saat ini nasib petani dan orang-orang pedesaan kurang mendapat perhatian baik dari pemerintah, maupun masyarakat perkotaan sendiri. Salah satunya, pemerintah seringkali lebih mengutamakan produk impor ketimbang produk petani sendiri, sementara masyarakat perkotaan lebih cenderung mengkonsumsi produk impor daripada hasil produksi dalam negeri..
“Ini yang membuat petani kita terjepit,“ ungkap Ida.
Sebab itu pula Ida tak merasa heran, jika lima juta petani Indonesia mulai tergeser dari perannya sebagai petani.
Prihatin atas kondisi itulah Ida bekerjasama dengan beberapa organisasi masyarakat dan individu yang kemudian diberi nama “Aliansi Untuk Desa Sejahtera“ menghelat kegiatan Festival Desa di Jakarta. Perkumpulan Indonesia Berseru yang diwakili Ida, hanyalah salah satu dari ormas pendukungnya. “Bahkan ada juga perkumpulan nelayan dari Buton,“ terang Ida.
Dalam acara itu, akan ditampilkan produk-produk dari desa. Salah satu peserta festival yang akan tampil Sabtu besok adalah petani asal Wonogiri Jawa Tengah, memperagakan pengolahan tempe dari bahan kacang koro.
Selain tempe kacang koro, banyak produk daerah yang menurut Ida tak begitu dikenal dan diminati.
“Padahal, justru nilai gizinya lebih tinggi, dan dapat memberdayakan petani,” jelasnya.
Produk-produk semacam inilah yang menurut Ida sangat penting terus dikampanyekan.
Festival ini akan dibuka Sabtu (25/10) dan akan berlangsung hingga Minggu (26/10). Acara yang dibuka untuk umum ini, telah dilaksanakan untuk ketiga kalinya. Ida berharap, masyarakat antusias menghadiri Festival Desa, karena beragam hasil produk asli pedesaan lengkap dengan cara pengolahannya akan ditampilkan secara gratis di ajang tersebut. (Malik/Yudhi)