Ikuti Kami Di Medsos

Dunia Islam

VOP: Palestina Masih Terjajah Bukti Cacat dan Mandulnya Solusi Dua Negara.

bendera palestinaHari ini, 29 November 2013 adalah peringatan Hari Solidaritas untuk Rakyat Palestina yang ke 36.

Tercatat 66 tahun yang lalu, Perserikatan Bangsa Bangsa menetapkan resolusi “Partition Resolution.” Resolusi ini membagi dan menetapkan batas wilayah dan tanah Palestina menjadi “negara Palestina” dan “negara Israel” dengan Jerusalem sebagai wilayah khusus internasional atau corpus seperatum. 30 tahun kemudian, Majelis Umum PBB berdasarkan Resolusi 32/40 B, menetapkan Hari Solidaritas untuk Rakyat Palestina, yaitu pada 29 November 1977. Tanggal 29 November itulah yang pada akhirnya diperingati sebagai Hari Solidaritas untuk Rakyat Palestina di seluruh dunia.

Setelah 36 tahun Hari Solidaritas untuk Rakyat Palestina ini diperingati, seperti apakah kondisi Rakyat Palestina saat ini?

Untuk menjawabnya, tim media ABI pun mewawancarai aktivis Voice Of Palestine (VOP), Irman Abdurrahman.

Berikut ini petikannya:

Media ABI (ABI): Seperti apa sebenarnya situasi Palestina saat ini?

Irman Abdurrahman (IA): Kondisi Palestina secara umum belum banyak berubah, bahkan di lapangan kian buruk. Sejak perjanjian Oslo 1993, Palestina hanya mendapatkan kurang dari 20% tanah historis mereka. Sisanya dikuasai secara ilegal oleh rezim pendudukan Israel. Wilayah Palestina pun terkerat dan terpisah: satu di Tepi Barat dan lainnya di Jalur Gaza. Di Tepi Barat, Israel secara ilegal terus membangun pemukiman Yahudi, sehingga wilayah Palestina semakin mengecil. Sementara di Gaza, blokade ilegal Israel masih diterapkan. Bahkan sewaktu-waktu Israel bisa menyerang wilayah itu. Blokade membuat akses ekonomi, sosial, dan politik warga Gaza tertutup. Secara politik, kepemimpinan di Palestina pun terpecah-pecah. Ada dua kelompok besar, satu Fatah di Tepi Barat dan Hamas di Jalur Gaza. Selain kedua faksi tersebut, ada faksi lain yang lebih kecil, seperti Jihad Islam dan PFLP.

ABI: Sejauh mana usaha komunitas Internasional untuk pembebesan Palestina?

IA: Upaya perdamaian yang digagas “Komunitas Internasional” pada intinya adalah solusi dua negara: mengakui Israel dan menjadikan Palestina sebagai negara berdaulat. Upaya ini kini terhenti, bahkan bisa dikatakan mati. Israel punya seribu alasan untuk menolak berunding sementara di lapangan mereka terus membangun pemukiman ilegal Yahudi. Secara faktual, sebenarnya solusi dua-negara sudah tak bisa lagi diharapkan mengingat Israel yang tak memiliki niat dan itikad baik. Dan secara legal, solusi dua-negara juga cacat. Sebab, solusi ini mengingkari hak pulang bangsa Palestina ke kampung halaman mereka meski kampung itu kini berada di “wilayah Israel.”

ABI: Langkah-langkah apa yang telah dan akan dilakukan oleh VOP untuk Palestina dalam waktu dekat?

IA: Intinya, upaya VOP itu berbasis advokasi dan kampanye. Kami ingin menggugah kesadaran masyarakat Indonesia bahwa isu Palestina bukanlah isu agama semata, tapi isu kemanusiaan dan isu keadilan. Karena itu dalam advokasi dan kampanye, VOP selalu menyertakan kalangan dari beragam latar belakang. Setelah kami turut serta dalam “Asia Caravan to Gaza” pada 2010 dan “Global March to Yerusalem” 2012, saat ini dan ke depan kami terus membangun jaringan dengan aktivis pro-Palestina dari berbagai belahan dunia. Hanya karena kondisi Timur Tengah yang akhir-akhir ini diwarnai perang, utamanya di Suriah, sejumlah program aksi dan kampanye masih belum dapat dilakukan.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *