Dunia Islam
Safari Ramadhan Hafiz Quran Asal Negeri Seberang
Seorang pemuda sibuk menggeser posisi kendaraan bermotor yang diparkir di tepi jalan depan masjid Al-Ma’mur, sementara bunyi klakson dari mobil-mobil yang terganggu perjalanannya akibat jalan yang menyempit bersautan satu sama lain.
Ya, Jumat (18/7) siang itu, kaum Muslimin yang berada di seputaran Pasar Tanah Abang, seperti biasa merapat ke Masjid Al-Ma’mur, salah satu masjid tertua di Jakarta, untuk melaksanakan Shalat Jumat berjamaah.
Tapi ada yang istimewa kali ini. Usai shalat Jumat, setelah berdoa dan berzikir, jamaah tidak segera meninggalkan masjid. Ada yang mengikat pandangan mereka dan membuat mereka tetap bertahan di Masjid Al Ma’mur siang itu. Tak lain adalah tiga pemuda bergamis putih panjang hingga mata kaki yang berada di depan mimbar yang membuat sejumlah jamaah tak beranjak dari tempat duduknya.
Tiga pemuda berparas Timur Tengah itu pun diperkenalkan oleh seorang Ustad berbaju koko dan berkopiyah putih. Sang Ustad bilang bahwa ketiga pemuda ini adalah para hafiz Quran dari Karbala, Irak.
Mungkin jamaah bertanya-tanya, apa bedanya dengan para peserta lomba hafiz Quran yang ada di Indonesia, yang tiap pagi kadang nongol di TV? Yang di antaranya masih berusia belia itu?
Satu persatu ketiga hafiz Quran asal Karbala, Irak itu pun diperkenalkan. Pertama, Haj Usama, 30 tahun, dengan prestasi Juara Pertama MTQ Malaysia tahun 2009 dan saat ini menjadi Qari dan Muadzin tetap di Masjid Imam Husein di Karbala, Irak.
Yang kedua, dengan postur tubuh paling tinggi bernama Muntadhar Al-Mansuriy, saat ini 21 tahun dan telah menjadi hafiz Quran sejak berumur 7 tahun. Luar biasanya, dia ini bukan hanya hafal bacaan ayat-ayat Quran tapi juga sekaligus hafal halaman, nomor juz, surah dan ayat. Sarjana Muda S1 jurusan Ulumul Quran ini juga sudah mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Peradaban Islam di Beirut, Lebanon.
Adapun hafiz Quran ketiga bernama Mohammad Baqer Al- Mansuriy. Dia adik dari Muntadhar, usia 19 tahun, menjadi hafiz sejak berumur 5 tahun. Dia pun hafal semua halaman, nomer juz, surah dan ayat dalam Al-Quran. Mohammad Baqer adalah Sarjana Muda S1 jurusan Sastra Arab yang juga sudah mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Peradaban Islam di Beirut, Lebanon.
Setelah perkenalan, tiba giliran Haj Usama melantunkan salah satu surah Al-Quran. Membuat terkesima sejumlah jamaah karena disuarakan dengan indah dan sangat merdu. Tampak beberapa jamaah mengabadikan momen istimewa itu dengan perekam video di ponsel mereka.
Setelah Haj Usama selesai, barulah Muntadhar dan Mohammad Baqer beraksi. Ustad pendamping mereka meminta jamaah untuk menyebutkan halaman mana saja dari Al-Quran, agar Muntadhar dan Mohammad Baqer bisa membacakan ayat paling awal di halaman tersebut. Dalam hal ini, sang Ustad memberikan syarat bahwa Al-Quran yang dipakai untuk mengetes kemampuan hafalan Quran si hafiz adalah Al-Quran standar yang digunakan sejumlah negara di Timur Tengah.
Seorang Jamaah kemudian menantang mereka untuk menyebutkan ayat pertama di halaman 166. Dengan tenang Mohammad Baqer membacakan ayat tersebut yang kemudian dibenarkan oleh si jamaah tadi. Tapi ternyata tak berhenti sampai disitu, Baqer pun melanjutkan dengan membaca ayat yang ada di halaman berikutnya hingga beberapa halaman ke belakang. Aksi tersebut membuat takjub sejumlah jamaah. Berikutnya, bukan hanya membacakan ayat di halaman tersebut saja, namun Baqer juga menyebutkan dengan tepat nama surahnya, yaitu surat Al-Araf juz ke sembilan.
Dalam aksi lainnya Muntadhar dan Baqer juga ditantang untuk melakukan hal berbeda dari sebelumnya. Setelah membacakan ayat pada halaman yang diminta oleh jamaah, mereka berdua juga diminta menyebutkan dengan benar dan tepat ayat lain dengan mundur 20 halaman dari permintaan awal jamaah tersebut. Sekali lagi, kedua hafid ternyata mampu menyebutkan secara lengkap ayat itu di juz ke berapa beserta nama surahnya.
Salah seorang jamaah lain, sambil memegang Al-Quran kecil di tangan, membacakan sebuah potongan ayat Al-Quran tertentu kepada Muntadhar dan Baqer, potongan ayat yang kemudian dibaca lengkap oleh Baqer dan lagi-lagi kemudian disebutkan pula nama surah, nomor juz serta nomor ayatnya dengan tepat.
Ketakjuban para jamaah semakin menjadi. Hal ini tampak dari banyaknya jamaah yang mengangkat tangan untuk ikut-ikutan mencoba mengetes kemampuan hafalan Muntadhar dan Baqer.
Setelah hampir 20 menit Muntadhar dan Baqer membuktikan kemampuannya yang tidak biasa ini di hadapan para jamaah, kini giliran keduanya yang menantang para jamaah untuk menjawab pertanyaan mereka.
“Berapa kali kata Muhammad disebutkan dalam Al-Quran?” tanya Baqer. Seorang pemuda berkopiyah hitam mengangkat tangan dan menjawab “Satu kali!”
“Salah,” potong Baqer.
Kemudian jamaah lain berkemeja putih lengan pendek dan berkopiyah hijau di sebelah pemuda tadi mengangkat tangan sambil menunjukkan empat jarinya dia menjawab “Empat.”
“Benar” timpal Baqer. Hanya saja, ketika ditanya ada di surah apa saja kata “Muhammad” dalam Al-Quran, si bapak menjawab “Tidak tahu” dibarengi tawa kecilnya yang disambut riuh tawa jamaah lain.
Muntadhar pun menjelaskan bahwa empat kata “Muhammad” itu terdapat dalam surah Ali Imran, Al-Fatah, Al-Ahzab dan surah Muhammad sendiri.
Bapak yang menjawab dengan benar itu mendapatkan hadiah dari kedua hafiz berupa hiasan kaligrafi bertuliskan sebuah hadis yang berukuran 30 x 40 cm.
Setelah hampir satu jam Muntadhar dan Baqer menunjukkan aksi spesialnya, acara kemudian ditutup Baqer dengan doa.
Para jamaah mengaku takjub, menyebut kejadian hari itu sangat istimewa. Mereka pun mengakui hal itu sebagai salah satu bukti kekuasaan Allah untuk menjaga keutuhan dan kemurnian Al-Quran, yaitu dengan cara sebagaimana telah ditunjukkan oleh Muntadhar dan Baqer.
“Seumur hidup, baru kali ini saya lihat model hafalan Quran macam itu,” ujar Muhidin Abdulrahman, salah seorang jamaah yang ikut melihat aksi Muntadhar dan Baqer dari awal. “Saya bener-bener takjub,” ujarnya sambil terus memuji Allah dengan berucap “Subhanalllah” berkali-kali saat berbincang dengan ABI Press.
Tak cuma Muhidin, Ahmad Joni Saputra yang juga mengikuti dari awal aksi Muntadhar dan Baqer pun mengakui ketakjubannya. “Ini sungguh luar biasa menurut saya. Mungkin banyak hafiz Quran di Indonesia, tapi yang hafal lengkap dengan nyebutin surah, ayat, halaman hingga ke juz-juznya itu kok ya kayaknya belum ada,” tegas Ahmad kepada ABI Press.
Senada dengan Muhidin, Ahmad pun mengakui bahwa ini adalah kebesaran Allah dan bukti nyata bahwa Allah akan terus menjaga Al-Quran.
Muhidin dan Ahmad berharap akan semakin banyak orang-orang berkemampuan istimewa, menghafal Al-Quran seperti kemampuan Muntadhar dan Baqer, di seluruh dunia termasuk di Indonesia juga. Sehingga dengan keberadaan orang-orang seperti mereka, kemurnian Al-Quran akan terus terjaga hingga akhir jaman. (Lutfi/Yudhi)