Ikuti Kami Di Medsos

Dunia Islam

Ratapan Ummul Banin

Ratapan Ummul Banin

Ratapan Ummul Banin

Ummul Banin, istri Imam Ali as, adalah ibunda Abdullah, Ja’far, Utsman, dan Abbas as, yang kesemuanya meneguk cawan kesyahidan di Karbala. Selepas kesyahidan putra-putranya, beliau selalu mengunjungi pemakaman Baqi di siang hari. Sebab, di kompleks pemakaman itulah para syuhada Karbala disemayangkan.

Ia biasanya duduk berkabung, menangis, sambil mengenang para putranya yang sangat dicintai. Melihat Ummul Banin seperti itu, banyak perempuan lain yang ikut menangis bersamanya di Baqi. Elegi cinta yang disuarakan Ummul Banin sangat memilukan dan menyayat hati. Sampai-sampai Marwan bin Hakam, yang biasa lewat pemakaman Baqi, mau tak mau ikut mendengar ratapan itu.

Untuk mengungkapkan duka cita atas kehilangan anak-anaknya, Ummul Banin biasa melantunkan syair berikut:

Wahai, siapa saja yang telah melihat kegagahberanian anakku, Abbas
Bertempur dan memburu musuh di medan laga
Dan anak Haidar lainnya yang juga bertempur bersama
Mereka gagah berani, tak ada tandingannya bak singa perkasa
Aku diberitahu kepala anakku terluka
Dan dengan pengecut, musuh memotong tangannya
Aku sungguh sedih dan merasa terpukul dengan nasib anak-anakku
Yang kepalanya dihantam tongkat pemukul nan berat
(Wahai Abbasku) andai saja engkau punya pedang di tangan
Tak seorang musuh pun yang berani mendekatimu

Beliau juga melantunkan elegi berikut:

Jangan lagi panggil aku Ummul Banin – ibu empat orang anak
Itu akan mengingatkanku pada anak-anaku berhati singa
Mereka kuberi sebutan ini
Sayang, hari ini semua telah pergi
Empat anak gagah berani bak elang terbang lincah
Mereka semua telah meneguk serbat kesyahidan

Ummul Banin yang memiliki nama Fathimah ini merupakan figur setia dan beriman. Terbukti manakala Bashir datang ke Madinah, mengumumkan kesyahidan putra-putranya, beliau tetap menanyakan, “Ceritakan kepadaku tentang Abdullah bin Husain as.”

Saat diberi kabar terkait kesyahidan putra-putranya, beliau malah berkata, “Engkau telah menghancurkan hatiku! Anak-anaku dan seluruh makhluk di bawah langit ini haruslah berkoban demi Imam Husain as; ceritakan kepadaku tentangnya (Imam Husain as).”

*Ali Nazari Munfarid, Karbala: Kisah Kesyahidan Cucu Nabi saw al-Husain as

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Dunia Islam

Info 1 Rajab 1445 H

Info 1 Rajab 1445 H

Info 1 Rajab 1445 H

Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad

Berdasarkan kriteria visibilitas hilal awal bulan Rajab 1445 H dari lembaga kredibel dalam dan luar negeri, termasuk Islam Al Ashiyl, serta informasi dan kesaksian tim rukyah Falak ABI yang berhasil menyaksikan hilal dalam pemantauan yang dilakukan pada hari Jumat, 29 Jumadal Akhir 1445 H bertepatan dengan 12 Januari 2024, maka kami informasikan bahwa 1 Rajab1445 H jatuh pada hari Sabtu 13 Januari 2024.

Semoga kita mendapatkan taufik untuk mengamalkan tuntunan Nabi dan Ahlul Bait AS di bulan ini, Amin

Koordinator Dewan Itsbat Hilal Dewan Syura Ahlulbait Indonesia

Abdullah Beik, MA

Mengetahui
Ketua Dewan Syura Ahlulbait Indonesia
Dr. Umar Shahab, MA

Continue Reading

Dunia Islam

Info 1 Jumadal Akhir 1445 H

Info 1 Jumadal Akhir 1445 H

Info 1 Jumadal Akhir 1445 H

Bismillahirrahmanirrahim

Allahumma shalli ala Muhammad wa ali Muhammad

Berdasarkan kriteria visibilitas hilal awal bulan Jumadal Akhir 1445 H dari lembaga kredibel dalam dan luar negeri, termasuk Islam Al Ashiyl, serta informasi dan kesaksian tim rukyah Falak ABI  dalam pemantauan yang dilakukan pada hari Rabu, 29 Jumadal Awal 1445 H bertepatan dengan 13 Desember 2023, maka  kami informasikan bahwa 1 Jumadal Akhir 1445 H jatuh pada hari Jumat 15 Desember 2023.

Semoga kita mendapatkan taufik untuk membantu saudara-saudara kita di Palestina dalam rangka meraih kemerdekaannya dengan doa, uang dan lainnya, Amin.

Koordinator Dewan Itsbat Hilal Dewan Syura Ahlulbait Indonesia

Abdullah Beik, MA

Mengetahui

Ketua Dewan Syura Ahlulbait Indonesia

Dr. Umar Shahab, MA

Continue Reading

Dunia Islam

Anak Cucu Keturunan Nabi Muhammad Saw di Indonesia

Anak Cucu Keturunan Nabi Muhammad Saw di Indonesia

Anak Cucu Keturunan Nabi Muhammad Saw di Indonesia

Tak banyak yang tahu darimana asal muasal sebutan Habib. Orang awam hanya paham, Habib identik dengan ustadz keturunan Arab dengan stereotip berjanggut tebal dan bersorban. Publik hanya mengetahui bahwa Habib adalah pendakwah yang harus dihormati.

Jika ditelisik dalam perspektif antropologis, munculnya Habib merupakan fenomena ‘penghormatan’ terhadap keturunan Nabi Muhammad SAW. Sebutan Habib itu dinisbatkan secara khusus terhadap laki-laki keturunan Nabi Muhammad Saw melalui pernikahan Sayyidah Fathfathimahimah az-Zahra as dengan Imam Ali bin Abi Thalib as yang berputrakan Hasan dan Husein serta Zainab.

Baca juga Kepemimpinan Imam Ali as dan Sebelas Keturunannya 

Istilah Habib umumnya mengacu kepada keturunan Rasulullah Saw yang dari Hadhramaut Yaman. Namun keturunan Nabi Muhammad Saw yang bukan dari Hadhramaut umumnya memakai gelar Sayyid atau Syarif. Bagi para perempuan keturunan Nabi Muhammad Saw, di Indonesia umumnya disebut Syarifah.

Di Indonesia gelar untuk keturunan Rasulullah Saw menjadi bermacam-macam. Beberapa diantaranya Yek untuk daerah Jawa, Ayip untuk daerah Palembang dan sekitarnya. Ada pula gelar mereka yang sudah akrab bagi warga Banten dan sekitarnya yakni Tubagus. Gelar Tubagus diberikan bagi keturunan Rasulullah Saw dari fam Azmatkhan. Fam ini diambil dari Sayyid Abdul Malik Sayyid Abdul Malik lahir di kota Qasam, sebuah kota di Hadhramaut, sekitar tahun 574 Hijriah.

Ia juga dikenal dengan gelar “Al-Muhajir Ilallah”, karena beliau hijrah dari Hadhramaut ke Gujarat untuk berdakwah sebagaimana kakeknya, Sayyid Ahmad bin Isa, digelari seperti itu karena ia hijrah dari Iraq ke Hadhramaut untuk berdakwah. Menurut Sayyid Salim bin Abdullah Asy-Syathiri Al-Husaini (Ulama’ asli Tarim, Hadhramaut, Yaman), keluarga Azmatkhan yang merupakan leluhur Walisongo di nusantara adalah dari Qabilah Ba’Alawi atau Alawiyyin asal Hadhramaut, Yaman, dari gelombang pertama yang masuk di nusantara dalam rangka penyebaran Islam.

Baca 20 Hadis Pilihan; Kedudukan Imam Ali di Sisi Nabi Muhammad saw

Dari trah itulah muncul gelar khusus, yaitu Habib (yang tercinta), Sayid (tuan), Syarif (yang mulia) Tubagus, dan lain sebagainya. Gelar Habib juga berarti panggilan kesayangan dari cucu kepada kakeknya dari golongan keluarga tersebut.

Berdasarkan catatan Rabithah Alawiyah, organisasi yang melakukan pencatatan silsilah para habib, ada sekitar 20 juta orang di seluruh dunia yang menyandang gelar ini. Mereka yang juga disebut alawiyin atau saadah itu terdiri dari 114 marga. Menurut Ar-Rabithah, hanya keturunan laki-laki saja yang berhak menyandang gelar Habib.

Di kalangan Arab-Indonesia, menurut catatan Rabithah Alawiyah, ada sekitar 1,2 juta orang yang ‘berhak’ menyandang sebutan Habib. Mereka memiliki moyang yang berasal dari Yaman, khususnya Hadhramaut.

Dari merekalah tersusun silsilah yang menjuntai hingga belasan abad, dari Hadhramaut (Yaman) hingga ke Tanah Abang (Jakarta). Yaitu sebuah silsilah keturunan Nabi Muhammad Saw dari garis keturunan Sayyidah Fathimah as, yang menikah dengan Imam Ali bin Abi Thalib as. Sebutan yang paling populer untuk ‘menghormati’ para keturunan Nabi Muhammad Saw dari jalur Sayyidah Fathimah as ini adalah Habib atau Habaib (jamak).

Selain itu, untuk keturunan Rasulullah saw, dengan menarik garis keturunan secara matrilineal (keturunan dari perempuan) di Indonesia dianggap bukan habib meski secara umum masih dinilai sebagai keturunan Rasulullah. Keturunan Rasulullah Saw yang dari jalur Ibu kalau di negara-negara Timur Tengah dan India disebut Mirza.

Para Habib sangat dihormati oleh masyarakat muslim Indonesia, karena dianggap sebagai tali pengetahuan yang murni dari garis keturunan langsung Nabi Muhammad. Penghormatan ini sangat membuat gusar para kelompok anti-sunnah yang mengait-kaitkan hal ini dengan bid’ah. Faktanya, Habaib di Indonesia sangat banyak memberikan pencerahan dan pengetahuan akan agama Islam. Sudah tak terhitung jumlah orang yang akhirnya memeluk agama Islam di tangan para Habib itu.

Baca Infografis: Sunni Syiah dalam Ukhuwah Islamiyah

Komunitas keturunan Sayyidah Fathimah ra dikelompokkan ke dalam sejumlah famili (fam), yang kemudian tercermin dalam nama keluarga yang disandangnya, seperti Syihab atau Shahab, Assegaf, dan sebagainya. Salah satu fam yang menonjol adalah Assegaf. Selain itu, banyak pula Habib yang meniti karir di birokrasi seperti Ali Alatas, Salim Segaf Al-Jufri dan Alwi Syihab

Beberapa Habib yang populer di Indonesia:

  1. Habib Sultan Hamid II, Perancang lambang Garuda yang menjadi lambang ideologi Bangsa Indonesia
  2. Habib Ali Kwitang, Pendiri Majelis Ta’lim Kwitang, Jakarta.
  3. Habib Ali Alatas, mantan menteri luar negri
  4. Habib Abdurrahman bin Abdullah al-Habsyi‎ (Habib Cikini), ulama (habib) penyebar Islam di Batavia tahun 1880an
  5. Habib Husein Al-Habsyi, pendiri YAPI Bangil
  6. Habib Lutfi bin Yahya, Ketua JATMAN (Jam’iyyah Ahlith Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah)
  7. Habib Munzir AlMusawa, Pemimpin Majelis Ta’lim Majelis Rasululloh SAW, Jakarta
  8. Habib Quraish Shihab, Penulis Tafsir al-Misbah
  9. Habib Haidar Bagir, Direktur Mizan
  10. Habib Asad Shahab: Wartawan, Sejarahwan, Intelektual dan Diplomat
  11. Husain bin Abu Bakar Alaydrus (Habib Luar Batang), ulama (habib) penyebar Islam di Batavia tahun 1870an
  12. Habib Umar Shahab ketua Dewan Syura  Ormas Ahlulbait Indonesia 2010 – Sekarang.
  13. Habib Hassan Alaydrus, Ketua Umum Ormas Ahlulbait Indonesia 2010 -2019
  14. Habib Zahir Yahya, Ketua Umum Ormas Ahlulbait Indonesia 2019 – Sekarang.

Tentu tidak semua keturunan Arab bisa disebut Habib. Misalnya, Abu Bakar Ba’asyir mantan Amir Mujahidin MMI (Majelis Mujahidin Indonesia). Fam-fam Arab-non alawiyin atau saadah banyak terdapat di Indonesia. Beberapa diantaranya Baradja, Baswedan, Attamimi, Badjuber, al-Amri dan lain sebagainya.

Continue Reading

Trending