Dunia Islam
Pesan Imam Khomeini untuk Para Santri
Sekiranya saudara ingin mempertahankan Islam dan menegakkan ajarannya, maka menjadi tanggung jawab saudara untuk mendalami ilmu pengetahuan dan menjadi orang yang mampu mengeluarkan pandangan dan pikiran dalam bidang fikih. Karena itu, sekiranya saudara tidak mau belajar, dan hanya berdiam diri di madrasah atau pusat-pusat kajian agama, maka itu haram hukumnya bagi saudara. Bahkan tak layak bagi saudara untuk menghalangi orang-orang yang berkecimpung dalam ilmu-ilmu agama guna menjalankan hukum-hukum syariat Islam. Tegasnya, kajian ilmu fikih dan ushul merupakan aspek penting dalam kehidupan Islam.
Menjadi tujuan saya di sini, untuk mengingatkan bahwa, usaha perbaikan diri dan ruhani memerlukan pengorbanan dan kesulitan yang terus menerus. Karena itu, hendaklah saudara beramal dan menerjunkan diri dalam bidang yang suci ini. Janganlah saudara hanya berkecimpung dalam bidang ilmu pengetahuan yang terpisah dari agama. Sementara saudara-saudara juga bertanggung jawab dalam langkah pembersihan dan pendidikan diri, ruhani, serta menghapuskan pengaruh hawa nafsu yang keji.
Selanjutnya, hendaklah menyuburkan kekuatan ruhani dan berusaha mencapai kedudukan dan kemuliaan akhlak yang membawa pada sifat-sifat takwa . Sesungguhnya ilmu-ilmu yang saudara pelajari itu tidak lebih dari mukadimah atau langkah awal untuk mencapai kedudukan nakhlaulia (kedudukan tertinggi para wali).
Karenanya, janganlah saudara hanya menghabiskan usia dalam perangkat mukadimah ini. Namun, teruskan usaha mencapai kesimpulan terakhir dalam bidang ini. Saudara-saudara yang mendalami ilmu ini punya tujuan tinggi, yaitu ma’rifatullah atau mengenal Allah dan membersihkan diri saudara. Karena itu ,saudara punya kewajiban utama untuk menghasilkan kesimpulan dan buah dari usaha ini dengan sungguh-sungguh berusaha demi mencapai tujuan asasi dan suci.
Ketika mulai memasuki pusat kajian Islam, saudara sedang berada pada peringkat paling awal untuk membersihkan kepribadian saudara dan memperbaikinya. Hendaklah saudara bersungguh-sungguh memusatkan perhatian dalam bidang ini, sehingga umat manusia dapat mengambil faedah dari kemuliaan akhlak yang menghiasi diri saudara bilamana saudara sudah terjun ke masyarakat.
Karenanya, hendaklah saudara berhati-hati saat terjun ke tengah masyarakat dengan melakukan perbaikan terhadap diri terlebih dahulu. Mengapa saudara tidak mendidik diri dan ruhani saudara ketika saudara masih punya waktu begitu luas dan berusaha dalam kemudahan serta kelapangan ini? Oleh sebab itu, bagaimana saudara dapat menyelesaikan masalah ini jika saudara sudah punya banyak masalah bertumpuk-tumpuk? Dalam keadaan ini, saudara akan hanyut dan tenggelam dalam kesibukan dengan urusan hidup yang tiada habisnya.
Perlu saya ingatkan, ketika dunia menguasai diri saudara, niscaya saudara tak akan mampu bertindak memperbaiki diri dan kepribadian saudara. Terlalu banyak urusan kehidupan telah menyulitkan seseorang untuk membersihkan diri dan mendidik ruhaninya. Sehingga jika surban sebagian kalian sekalipun, dan janggut menjadi begitu panjang, masih terlalu sulit bagi saudara untuk mendidik dan membenahi kondisi ruhani serta akhlak saudara di saat itu. Maka, masa berada di madrasah dan pusat-pusat kajian agama (pesantren) adalah masa yang paling memungkinkan untuk membenahi kepribadian dan akhlak. Terlalu sulit bagi saudara untuk kembali lagi ke madrasah dan ke luar untuk terjun ke masyarakat.
Syaikh Thusi kembali ke bangku sekolah dan melanjutkan pendidikan sebagai siswa untuk kedua kalinya, sehingga usianya mencapai 50 tahun. Dalam kurun waktu itu, beliau terus mengarang kitab yang bernilai tinggi. Hasil karyanya sekitar 20 hingga 30 kitab. Ketika menulis kitab al-Tahdzib (Pembenahan Diri), beliau juga menghadiri majelis ilmu yang disampaikan Sayyid Murthadha saat beliau berusia 52 tahun. Karena itu, beliau mampu sampai ke tahap kajian ilmu ilham yang sungguh terhormat.
Sesungguhnya kemampuan seorang ulama memberi pengetahuan dan taufik tidak diukur dari berapa besar surbannya, berapa panjang janggutnya Namun dilihat dari segi usahanya mencapai tahap akhlak yang terpuji dan mulia. Karena hanya dalam keadaan demikian, ia dapat menyampaikan ilmu Allah dengan berkesan dan bermanfaat. Dengan demikian, hendaklah saudara mengambil kesempatan selagi masih berada di tahap kajian, memusatkan perhatian dalam bidang ini sebelum kepala saudara dipenuhi rambut putih.
Hendaklah saudara memperhitungkan diri saudara terlebih dahulu sebelum manusia memandang kedudukan saudara. Berdoalah dan memohonlah kepada Allah untuk memperkokoh diri dengan tarbiyah dan pembentukan kepribadian sebagai ulama Islam, sebelum berkecimpung di tengah masyarakat. Jika saudara tidak melewati peringkat dan tahap ini, pastilah saudara akan ditimpa kerugian dan jatuh ke lembah kesesatan.
Kesimpulannya, saudara dituntut untuk membenahi syakhsyiyah (kepribadian) dan memperbaikinya sebelum menghadapi kesulitan di masa depan. Hendaklah menghias diri dan kepribadian dengan akhlak yang terpuji menurut syariat Islam.
Dalam waktu yang sama, hendaklah saudara membersihkan diri dari tingkah laku keji. Dengan keikhlasan tersebut, berupayalah melewati alam kajian dan eksplorasi ilmu pengetahuan demi mendekatkan diri saudara kepada Allah Swt. Apabila seseorang tidak mempunyai niat yang ikhlas dalam perbuatannya, niscaya akan terjauhkan dari pintu rahmat Allah.
Hendaklah diingat bahwa sekiranya di antara saudara, ada yang menghabiskan usianya selama 70 tahun dalam kehidupan dunia ini dengan keadaan tidak ikhlas, niscaya ia akan jauh dari Allah sekadar 70 tahun juga. Karenanya, hendaklah saudara memohon perlindungan Allah dari hal yang demikian itu.
Ingatlah akan akibat yang akan menimpa kita yang menghabiskan waktu di pusat-pusat kajian Islam selama 50 tahun lebih atau kurang. Namun hasil akhir dari semua itu adalah ketersiksaan dalam neraka jahanam dan tak lebih dari itu. Renungkanlah!
Dari itu, hendaklah saudara menyusun rencana untuk melakukan penyucian dan pembersihan diri dan ruhani serta membenahi segala kerusakan akhlak. Kemudian bersungguh-sungguhlah dalam membentuk akhlak dan kepribadian. Selain itu, hendaklah mengadakan majelis bimbingan dan taushiyah (nasihat) untuk membantu hal ini. Sebab, berlengah-lengah dan meringankan itu adalah jalan yang tidak mungkin menyampaikan kita pada hasil yang diridhai Allah Swt.
Sekiranya pusat-pusat kajian Islam tidak punya program taushiyah, pengajaran, serta guru-guru yang menitikberatkan pada pendidikan akhlak dan jiwa, niscaya pusat kajian Islam itu akan menemui kehancuran.
*Imam Khomeini, Pesan Sang Imam