Dunia Islam
Pawai Obor Sambut Ramadhan
Banyak cara bisa dilakukan untuk memperkokoh tali persaudaraan di antara umat Islam. Salah satunya dengan cara silaturahmi, atau saling mendatangi satu sama lain untuk bertemu.
Silaturahmi juga dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti yang dilakukan oleh sekelompok umat Islam yang tergabung di dalam organisasi Pemuda dan Remaja Islam Masjid Jami’ Al-Ikhlas (Prisma) di Condet, Jakarta Timur.
Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, Prisma memiliki cara unik untuk menghidupkan kembali silaturahmi antar warga dengan mengadakan acara arak-arakan keliling kampung dengan membawa obor, yang kemudian mereka namai “Pawai Obor Prisma.”.
“Sebetulnya, tradisi ini sudah ada sejak lama, hanya saja acara semacam ini sudah jarang terlihat di Jakarta,” ungkap Andika Yosandi, sekretaris Prisma kepada ABI Press.
Bukan hanya untuk mengungkapkan ekspresi bahagia menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, menurut Andika, acara pawai obor ini juga dimaksudkan untuk mempertahankan tradisi Islam ala Indonesia yang sudah tumbuh sejak lama ini.
“Selain itu, ini juga memberikan daya tarik tersendiri untuk mempererat silaturahmi,” tambahnya.
Pawai obor ini juga dimeriahkan dengan penampilan drumband, dan marawis, disertai lantunan shalawat Nabi oleh iring-iringan rombongan pawai, pertanda ekspresi kecintaan kepada Nabi.
Awalnya, sebelum pawai obor yang digelar Rabu malam (25/6) di Masjid Al-Ikhlas itu, Prisma membuka posko pendaftaran untuk mendata peserta yang akan berpartisipasi. Pendaftaran ini dibuka untuk umum, namun kebanyakan yang mengikuti adalah anak-anak.
Antusias warga terbukti dengan kehadiran 500-an peserta yang ikut meramaikan pawai itu. Hal ini mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi Andika dan anggota Prisma lain dalam memfasilitasi ajang silaturahmi ini.
Melihat banyaknya peserta yang hadir, membuat Ummi Ali, salah seorang warga sekitar Masjid pun ikut turun tangan membantu mendampingi anak-anak saat pawai berlangsung, sekaligus membantu panitia yang jumlahnya tidak sebanding dengan peserta pawai.
Menurutnya, acara semacam ini adalah hal positif yang harus dilestarikan karena silaturahmi akbar melalui pawai obor ini tidak bertentangan dengan syariat Islam, melainkan justru memperkokoh persatuan Islam.
Kegiatan ini dinilai positif dan menyenangkan bagi peserta, karena selain mendapat wadah untuk mengenal lebih banyak teman, acara ini juga dapat menjadi cara untuk mengekspresikan kebahagiaan mereka dalam menyambut datangnya bulan puasa.
Zaki dan Oktavia contohnya. Dua anak yang ikut pawai obor itu merasa senang. Bahkan, mereka mengaku bersedia ikut lagi kalau acara semacam itu diadakan kembali suatu saat nanti.
Prisma tetap ingin pawai obor ini diadakan rutin setiap menjelang bulan puasa. Dalam mengembangkan dan menjaga tradisi bernuansa Islam di wilayah itu, Prisma juga selalu mengadakan acara peringatan hari-hari besar Islam seperti Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi, Muharram, dan sebagainya, sebagai bentuk kontribusi terhadap syiar agama sekaligus untuk tetap menjaga persatuan umat Islam. (Malik/Yudhi)