Semua bentuk kekerasan, radikalisme dan terorisme berpangkal dari gerakan Wahabi.
Demikian ungkap KH. Alawi Nurul Alam Al Bantani, mengutip pernyataan Ketua Umum PBNU, KH. Said Agil Siradj yang pernah disampaikan beberapa waktu lalu di kantor PBNU.
Selain itu, sebagai bagian Tim Aswaja Center Lembaga Takmir Masjid PBNU, KH. Alawi juga menguatkan apa yang dikutipnya dari KH. Said Agil Siraj tersebut. “Jadi nggak usah ragu, siapapun orangnya, apapun pangkatnya, selama dia tidak mau bersatu dalam NKRI, tidak bisa menghargai perbedaan mazhab, yakinlah, mereka golongan Wahabi yang ingin memecah-belah persatuan di Negara Indonesia,” tegasnya.
Kelompok Wahabi ini menurut KH. Alawi selalu menganggap orang lain salah dan merasa dirinya paling benar. Lebih dari itu, kelompok-kelompok ini tidak segan mensyirikkan dan mengkafirkan orang lain.
“Dua sampai tiga bulan terakhir, aksi kelompok ini semakin meningkat. Sampai-sampai menjadi pembicaraan serius di PBNU,” lanjutnya.
KH. Alawi merasa inilah momen kebangkitan NU melawan radikalisme.
Langkah apa yang akan dilakukan NU untuk melawan radikalisme?
Kepada ABI Press, KH. Alawi menjelaskan, bahwa NU akan memerintahkan kepada para Kyai yang berkompeten agar menjelaskan bahaya kelompok radikal ini secepatnya kepada masyarakat Muslim khususnya Aswaja dari masjid ke masjid dengan program lembaga takmir masjidnya.
Menurut KH. Alawi hal ini perlu dilakukan sebagai upaya antisipasi dini agar warga Nahdliyin terbebas dari pengaruh buruk paham Wahabi sebagai paham takfiri pemecah-belah umat. (Malik/Yudhi)