Ikuti Kami Di Medsos

14 Manusia Suci

Kedermawanan Imam Baqir as

Imam Muhammad Baqir as merupakan putra dari Imam Ali Zainal Abidin as. Ibunda beliau adalah sosok perempuan keturunan Imam Husain as yang bernama Fathimah. Beliau dilahirkan di Madinah al-Munawwarah pada 57 H.

Semasa hidup, Imam Baqir as sering memberikan bantuan yang tidak sedikit kepada kalangan fakir miskin di Madinah. Sedekah yang diberikan kepada mereka mencapai delapan ribu dinar. Beliau juga rutin bersedekah satu dinar kepada mereka setiap hari Jumat.

Imam Muhammad Baqir as berkata, “Sedekah pada hari Jumat nilainya berlipat ganda dibandingkan pada hari-hari lain.” Padahal menurut para ahli sejarah, Imam Baqir as dan keluarganya merupakan keluarga yang sangat miskin. Namun kondisi tersebut tak mengurangi semangat kedermawanannya untuk berbagi kebahagiaan dengan orang-orang fakir miskin.

Sejumlah riwayat menyebutkan kedermawanan beliau. Antara lain, diceritakan Hasan bin Katsir yang nenuturkan bahwa pernah mengeluh kepada Imam Abu Ja’far Muhammad bin Ali as tentang kehidupannya yang sangat menderita, sedangkan sahabat-sahabatnya malah bersikap dingin terhadapnya.

Imam Baqir as pun merasa tersentuh. Beliau berkata, “Sahabat terburuk adalah yang bersikap manis ketika engkau kaya dan menjauhimu ketika engkau miskin.” Imam kemudian menyuruh pembantunya untuk memberikan bungkusan berisi uang delapan dirham kepada Hasan. Imam kemudian berkata kepadanya, “Gunakan uang ini dan jika sudah habis, beritahu aku!”

Kisah lainnya dikisahkan oleh pembantu Imam Baqir as, Salma. Ia meriwayatkan bahwa setiap kali sahabat-sahabat Imam Baqir as memasuki rumahnya, mereka selalu mendapat makanan yang baik, pakaian yang bagus, atau beberapa dirham yang diberikan Imam.

Melihat itu, Salma tidak menyukainya. Namun, Imam as kemudian berujar kepadanya, “Hai Salma, tidak ada lagi yang diinginkan dari dunia ini jika pengetahuan dan sahabat sudah engkau peroleh.”

Beliau melakukan semua itu bukan dari “tempat” yang tinggi, namun tetap melakukannya dengan cara yang rendah hati. Beliau juga tak pernah menghindar dari tanggung jawab sosial. Beliau memikul semua beban itu semata-mata demi meringankan beban umat yang saat itu dilindas kezaliman sosial akibat keputusan politik penguasa yang menyimpang.

Sikap beliau yang gigih membela kaum terzalimi itu akhirnya berbuah syahadah. Beliau wafat akibat diracun pada 7 Dzulhijjah 114 H, dalam usia 57 tahun.

*Sumber:

– Mahdi Ayatullahi, Imam Muhammad al-Baqir as, Penyingkap Khazanah Ilmu

– Ali Muhammad Ali, Para Pemuka Ahlul Bait Nabi (Imam Muhammad al-Baqir as & Imam Ja’far ash Shadiq as)

– Tim TABWA, Teladan Abadi Imam Muhammad al-Baqir as

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *