Berita
Dubes Indonesia untuk Iran: Kita Perlu Belajar Menjaga Ketahanan Nasional dari Iran
Tehran – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Iran menyelenggarakan sarasehan pada Kamis sore (22/11). Dengan mengambil tema, “Pertahanan Nasional di Era Globalisasi”, hadir tiga pembicara dari Universitas Pertahanan Indonesia, yaitu Marsekal Muda Taufik Hidayat, SE, Marsekal Pertama TNI Dr.Siswo Pudjiatmoko, SE, MSi dan Dr. Ir. Rudy Laksmono.
Kepala Duta Besar RI untuk Iran, Octavino Alimuddin dalam sambutannya menyebutkan, Indonesia yang berbentuk negara kesatuan telah menjadi inspirasi bagi banyak negara di dunia, yaitu begitu banyak perbedaan yang terdapat di Indonesia dengan beragam suku, agama dan ras serta bentangan ribuan pulau namun mampu bertahan sejak 1945 sampai sekarang sebagai negara yang bersatu dan berada dalam keadaan aman.
“Dengan wilayah negara kita yang sangat luas, kita tentu memerlukan satu penanganan khusus bagaimana menghadapi potensi gangguan keamanan. Iran pun memiliki hal yang sama, banyak potensi gangguan yang ada di iran sebagaimana halnya di negara kita, seperti ancaman terorisme, serangan-serangan baik sifatnya subversif maupun agitasi dari luar negeri.” Ungkapnya.
Lebih lanjut Dubes mengatakan,”Iran selama ini melakukan pengamanan wilayahnya dengan melakukan upaya-upaya agar ancaman keamanan itu biar diluar, jangan sampai masuk ke Iran. Sementara kita di Indonesia, dengan wilayah kita yang begitu terbuka ancaman itu telah masuk. Bahkan dengan tidak sadar, benih-benih terorisme telah berada di tengah-tengah kita. Sementara Iran secara aktif melakukan upaya pencegahan dan penangkalan agar gangguan keamanan tidak masuk dalam wilayah Iran.”
“Iran mengundang wisatawan dan investor untuk masuk Iran namun sangat ketat dalam melakukan pengamanan. Mereka tidak dengan mudah menerima orang asing. Orang-orang asing di negara ini tetap dimonitor dan berada dalam pengawasan mereka. Namun meski demikian, pengawasan yang mereka lakukan tidak berlebihan. Kita hanya diminta memperlihatkan pasport, dan bisa bebas kemana saja dan melakukan aktivitas apa saja, selama bukan aktivitas yang berpotensi mengganggu keamanan. Ini yang menurut saya bisa kita pelajari dari Iran.” Tambahnya.
“Kedekatan Iran dengan negara-negara tetangganya seperti Suriah, Irak dan Yaman adalah dalam rangka menjaga keamanan negaranya. Sebagaimana Indonesia, Iran juga mendukung Palestina, bahkan memiliki kedekatan khusus dengan HAMAS. Kedekatan-kedekatan itu adalah dalam upaya preventif untuk tetap menjaga keamanan dalam negeri. Meskipun demikian, Iran tetap kecolongan, setidaknya dalam 2 tahun terakhir, di Iran terjadi tindakan teror. Tahun 2017 di moseulum Imam Khomeini dan di tengah-tengah parade militer di Ahvaz baru-baru ini. Ini menunjukkan betapa tidak mudahnya menjaga keamanan itu.” Ungkap Octavino.
Dibagian akhir sambutannya, Octavino Alimuddin menyambut baik kedatangan delegasi Universitas Pertahanan Indonesia di Iran. Ia menyebut pendirian dan keberadaan Universitas Pertahanan sangat strategis dan sangat dibutuhkan terlebih lagi dalam kondisi dunia tengah berhadapan dengan ancaman terorisme. Dubes berharap, agar acara-acara serupa tetap berlanjut terutama dalam rangka memberikan pengetahuan kepada WNI dan mahasiswa Indonesia di luar negeri mengenai pentingnya menjaga dan memperkuat ketahanan nasional.
Hadir dalam acara sarasehan yang dimulai pukul 17.00 waktu setempat tersebut, sejumlah WNI dan mahasiswa Indonesia yang berasal dari berbagai wilayah di Iran, seperti Tehran, Qom, Ghurghan, Lurestan dan Masyhad.
Sehari sebelumnya, anggota delegasi dari Universitas Pertahanan Indonesia yang terdiri dari Marsekal Muda Taufik Hidayat, SE, Marsekal Pertama TNI Dr.Siswo Pudjiatmoko, SE,MSi dan Dr.Ir.Rudy Laksmono berkunjung ke AJA University of Command and Staff, DAFOOS, Iran dan disambut oleh Rektor AJA University of Command and Staff, Iran, Hossein Valivand Zamani.
Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Universitas Pertahanan Indonesia, Marsekal Muda Taufik Hidayat, SE mengatakan delegasi dari Universitas Pertahanan Indonesia berkunjung ke Iran untuk menjalin kerja sama pendidikan dan tujuan terpenting adalah bertukar dosen dan mahasiswa. (abna.ir)