Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Dua Kisah Imam Ali Zainal Abidin

Fakir Miskin
Imam Ali Zainal Abidin as adalah putra Imam Husain as. Memiliki beberapa gelar di antaranya “Zainal Abidin”, “Sayyidul Abidin”, “Zainus Shalihin”, Sajjad, dan lain-lain, beliau dikenal luas sebagai pribadi ringan tangan dan selalu membantu kaum fakir miskin.

Imam Muhammad Baqir as berkata, “Ayahku membagi hartanya menjadi dua sebanyak dua kali dan memberikan separuhnya pada kaum fakir-miskin.”

Imam Muhammad Baqir as juga mengatakan, “Ayahku di malam-malam yang gelap memanggul kantung yang dipenuhi kantung-kantung dinar, dirham, serta makanan. Beliau mengetuk pintu-pintu rumah orang miskin dan membagikan dirham, dinar, dan makanan itu kepada mereka dengan keadaan wajah tertutup agar tidak dikenali, seraya berkata, ‘Sedekah memadamkan api kemarahan.’”

Sepeninggal Imam Ali Zainal Abidin as, barulah orang-orang fakir tahu bahwa lelaki tak dikenal itu adalah Ali bin Husain as.

Zuhri bercerita bahwa pada suatu malam yang dingin dan hujan, ia menyaksikan Ali bin Husain as sedang membawa gandum. Sementara beliau berjalan, Zuhri bertanya, “Wahai putra Rasulullah! Apa yang engkau pikul?”

Beliau berkata, “Aku berniat melakukan perjalanan. Aku akan membawa bekalku ini ke tempat yang aman.”

Zuhri kembali bertanya, “Izinkanlah budakku membantumu membawa barangmu itu.” Namun beliau tak mengizinkan. “Izinkan aku sendiri yang membantumu,” pinta Zuhri.

Imam menjawab, “Aku sendiri yang harus memikulnya dan menyanpaikannya pada tujuannya. Demi Allah! Tinggalkan aku sendiri dan pergilah mengurus urusanmu!”

Setelah beberapa hari, Zuhri melihat Imam Ali bin Husain as belum juga pergi. Ia pun bertanya, “Wahai putra Rasulullah! Engkau belum juga pergi?”

Beliau berkata, “Wahai Zuhri! Perjalanan itu bukanlah seperti yang kau pikirkan, melainkan perjalanan akhirat yang kupersiapkan sendiri untuk menempuhnya. Persiapan untuk mati dengan dua hal: menjauhi yang haram dan membelanjakan harta di jalan kebaikan.”

Utang Orang Miskin
Umar bin Dinar menceritakan, ketika Zaid bin Usamah sakit keras, Ali bin Husain as yang berada di situ bertanya penyebab sakitnya. Usamah berakata, “Aku berutang 15 ribu dinar dan tidak sanggup membayarnya. Aku kuatir mati dalam keadaan berutang.”

Imam Ali Zainal Abidin Sajjad kemudian berkata, “Jangalah engkau bersedih karena aku akan mengemban utangmu dan akan kubayarkan.”

Dalam kisah lain, Abdullah yang saat itu sedang mengalami sakaratul maut, didatangi para penagih utang. Ia kemudian berkata, “Aku tak punya apapun untuk kuberikan kepada kalian. Tapi , aku berwasiat kepada salah seorang anak pamanku, Ali bin Husain (as) dan Abdullah bin Ja’far, agar membayar utang kalian. Pilihlah yang kalian suka!”

Para penagih utang berkata, “Abdullah bin Ja’far memang kayaraya tapi Ali bin Husain (as), walaupun tak punya banyak harta, ia jujur dan kami lebih memilihnya.”

Kejadian itu kemudian diberitakan kepada Imam Ali bin Husain as. Beliau kemudian berkata, “Piutang kalian akan kubayar saat ladangku panen.” Kebetulan, saat panen, Allah Swt memberikan hasil yang melimpah, sehingga Imam as dapat menunaikan utang Abdullah.

*Ibrahim Amini, Para Pemimpin Teladan

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *